REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Jazuli Juwaini menganalogikan calon presiden (capres) sebagai pengantin dan nahkoda. Sebelum benar-benar akan didukung, partainya akan memilah sosok-sosok yang layak untuk memimpin Indonesia pada periode selanjutnya.
"PKS tidak ingin ketika sudah ngebesan (mencari koalisi) ke sana, ngebesan ke sini, pengantinnya hilang gitu kan, kita tidak ingin begitu. Jadi kita tidak ingin besan sudah bakar petasan, cari roti buaya, arak-arak pakai gendang, bukan tidak jadi kawin, pengantinnya hilang tidak jelas ke mana," ujar Jazuli dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Algoritma Research & Consulting, Ahad (21/8/2022).
Capres sebagai nahkoda, jelas Jazuli, harus mengerti arah kebijakannya ketika menjadi pemimpin nanti. Sosok tepat yang tak hanya mengurus permasalahan ekonomi, hukum, dan korupsi.
"Jadi supaya tidak salah arah mengurus bangsa ini, tadi kan beberapa poin saja tentang korupsi, tentang internasional, mengelola negara ini kan tidak hanya empat poin, terlalu banyak poin yang harus dipedulikan," ujar Jazuli.
Adapun, PKS disebutnya tengah mencari bentuk koalisi yang kuat dan kokoh. Pasalnya, ia menganalogikan koalisi sebagai sebuah perahu yang akan ditempati banyak orang untuk berlabuh kepada satu tujuan.
"Kita ingin mencari perahu yang kokoh dan kuat, jangan kita mau nyebrang tahu-tahu perahunya jebol, bubar, repot lagi ini. Nah kita ingin perahunya ini kuat, jangan sampai bocor di tengah, nah itu yang lagi concern di PKS," ujar Jazuli.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKS, Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, komunikasi dengan Partai Nasdem terus terjalin. Terbaru, keduanya kini membentuk tim kecil yang membahas penjajakan koalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Kendati komunikasi terus terjalin, dia mengatakan, antara PKS dan Partai Nasdem belumlah terikat dalam jalinan koalisi. Aboe mengatakan, kerja sama politik harus melewati proses penjajakan yang memperhitungkan banyak hal dan pertimbangan.
"Kita akan bicarakan secara bertahap perlahan waktu kita masih panjang semoga obrolan dalam ta'aruf kita makin kuat, tetapi belum ada yang terikat," ujar Aboe.