Selasa 23 Aug 2022 01:25 WIB

Kisah Diponegoro dan Tari Gambyong Hadir di Museum Australia

Kisah Pangeran Diponegoro dan tari gambyong dibawakan di museum Boola, Australia.

Lukisan Penangkapan Pangerang Diponegoro karya Raden Saleh. Kisah Pangeran Diponegoro dan tari gambyong dibawakan di museum Boola, Australia.
Foto: wikimedia
Lukisan Penangkapan Pangerang Diponegoro karya Raden Saleh. Kisah Pangeran Diponegoro dan tari gambyong dibawakan di museum Boola, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Pangeran Diponegoro dan tari Gambyong dibawakan dalam pertunjukan seni bertema "A Day in Indonesia" dalam rangkaian acara 77 Tahun Indonesia Merdeka di Museum Boola Bardip di Australia Barat.

Pertunjukan yang disaksikan ribuan pengunjung lokal itu diselenggarakan di Hackett Hall dan Learning Studio Museum Boola Bardip di jantung kota Perth, dan dibuka oleh Konsul Jenderal RI di Perth Listiana Operananta, menurut keterangan KJRI Perth yang diterima di Jakarta, Senin (22/8/2022).

KJRI Perth mengundang dua perwakilan seni ternama Indonesia, yaitu Kemantren Langen Projo dari Puro Mangkunegaran X serta Paguyuban Wayang Kulit Patra Padi dari Yogyakarta yang menampilkan kekuatan, makna, keindahan serta keberagaman budaya Indonesia kepada masyarakat Australia Barat.

Pada pertunjukan seni di museum di Australia Barat itu dibawakan pagelaran wayang kulit Babaring Keris Bandayudha yang dibawakan oleh Ki Dalang Catur Kuncoro yang mengisahkan perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah.

Pertunjukan itu adalah yang pertama kali dilakukan di Museum Boola Bardip, Australia Barat. Pada kesempatan itu, dua pejabat pemerintah Australia Barat, Menteri Pertambangan, Perminyakan dan Energi Bill Johnston dan Menteri Multikultural Tony Buti, hadir menyaksikan pertunjukan, terutama pagelaran wayang kulit yang disampaikan dalam bahasa Jawa dengan ringkasan terjemahan bahasa Inggris.

Komunitas dan diaspora Indonesia di Perth dari berbagai latar belakang juga melengkapi pertunjukan seni di museum tersebut dengan penampilan pentas musik dari Sulawesi Utara, Sumatra Utara, Jawa Barat, Papua, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Selain wakil-wakil dari provinsi, komunitas masyarakat Indonesia yang memiliki kecintaan terhadap kebudayaan dan musik Indonesia juga turut menampilkan lagu dan musik daerah dengan angklung dan alat musik tradisional lainnya dari Indonesia.

Berbagai jenis makanan khas Nusantara dari sejumlah restoran Indonesia di sekitar Perth juga disajikan dalam acara kesenian tersebut. Komunitas, diaspora Indonesia dan warga setempat Australia serta lembaga seni dan budaya di Perth pun berharap untuk mendapat kesempatan menghadirkan budaya Indonesia secara komprehensif dan berkelanjutan, kata KJRI Perth dalam keterangannya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement