REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Polandia Andrzej Duda melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina, Selasa (23/8/2022). Dia bakal bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas bantuan militer dan kemanusiaan yang akan diberikan Polandia.
“Kunjungan (Duda) itu akan mencakup pertemuan dengan Presiden Zelensky serta pembicaraan tentang dukungan militer dan pertahanan Ukraina dalam arti ekonomi, kemanusiaan, dan politik,” kata kepala kantor kepresidenan Polandia Pawel Szrot.
Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama enam bulan. Pada Senin (22/8/2022) lalu, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhnyi mengungkapkan, sejauh ini negaranya telah kehilangan hampir 9.000 prajurit dalam pertempuran. Itu pertama kalinya panglima militer Ukraina memberikan data terkait jumlah pasukan yang tewas.
Zaluzhnyi tak memberikan rincian apakah angka yang dia sebutkan termasuk semua personel layanan yang tewas, termasuk penjaga perbatasan. Zaluzhnyi pun tidak menyinggung tentang berapa banyak warga sipil Ukraina yang tewas atau berapa banyak personel Rusia yang diperkirakan tewas dalam pertempuran. Namun otoritas militer Ukraina sempat menyebut bahwa pasukan Rusia yang tewas mencapai 45.400 orang. Sejauh ini Moskow belum mengungkap data tentang angka prajuritnya yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Sebelumnya Wakil Tetap Rusia untuk Kantor PBB di Jenewa Gennady Gatilov mengatakan, konflik yang berkepanjangan di Ukraina akan semakin menyulitkan pencarian solusi diplomatik. Terkait hal itu, dia turut menyoroti langkah Barat yang terus memasok persenjataan untuk Kiev. "Semakin konflik berlangsung, semakin sulit untuk memiliki solusi diplomatik," kata Gatilov dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Senin (22/8/2022).
Gatilov mengungkapkan, sejauh ini dia belum melihat kemungkinan terjadinya kontak diplomatik antara para pihak yang terlibat konflik. Dia pun menyinggung tentang tekad Ukraina dan sejumlah negara Barat untuk bertempur hingga prajurit Ukraina terakhir. Menurutnya, dukungan militer Barat yang terus belanjut untuk Kiev adalah bukti lain dari hal tersebut.