REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masalah sampah kini telah menjadi persoalan bersama sehingga perlu penanganan bersama untuk mengatasinya. Beberapa kalangan telah beriovasi dalam pengelolaan sampah agar memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.
Seperti menghadirkan bank sampah plastik, pembuatan eco enzyme dan pemanfaatan teknologi digital dalam pemesanan makanan di UMKM. Hal itu dilakukan Resta Pendopo KM 456 yang merupakan destinasi wisata garapan PT Astari Marga Sarana sebagai salah satu anak perusahaan Astra Property.
Untuk menarik minat pengunjung ikut berpartisipasi dalam program ini, setiap pengunjung yang memasukan satu botol air minum plastik ke reboks maka akan dapat ditukar dengan satu buah masker. Kemasan air minum berbahan plastik yang terkumpul di Resta nantinya akan disalurkan ke pengepul sampah. Kegiatan ini telah dimulai sejak akhir bulan April sampai sekarang, dengan total 47 kilogram sampah kemasan air minum berbahan plastik yang telak terkumpul.
Sampah plastik hingga saat ini masih menjadi permasalahan yang cukup pelik di Indonesia, Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun.
Berdasarkan Peraturan Presiden/Perpres 97 tahun 2017, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025 serta pengurangan sampah plastik laut 70 persen pada tahun 2025.
"Tentu hal ini menjadi perhatian kami juga selaku pengelola Resta Pendopo KM 456. Kami tidak ingin produksi sampah di Resta tidak terkelola dengan baik dan menjadi permasalahan baru. Kita harus mendukung program pemerintah dalam hal penanganan sampah," kata Daisy Setiawan, Direktur PT Astari Marga Sarana.
Michale Atmoko, Presiden Direktur PT Astari Marga Sarana juga menambahkan, selain menghadirkan bank sampah plastik, Resta Pendopo KM 456 juga melakukan program inovasi pengelolaan sampah yakni pembuatan eco enzyme. Aktivitas ini merupakan kegiatan pemanfaatan limbah kulit buah menjadi cairan eco enzyme, yang sudah berlangsung sejak Februari 2022.
Melalui proses eco enzym, pengolahan sisa kulit buah akan menghasilkan cairan pembersih lantai yang dapat mensubstitusi 10 persen dari pemakaian bahan kimia pembersih lantai, serta dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sebanyak 50 persen di area Resta Pendopo KM 456.