Jumat 26 Aug 2022 19:33 WIB

Satgas IDI Harapkan Proses PTM Dimonitor dengan Hati-Hati

Satgas IDI harapkan proses pembelajaran tatap muka (PTM) dimonitor dengan hati-hati.

Red: Bilal Ramadhan
Seorang siswa melakukan skrining kesehatan sebelum disuntik vaksin COVID-19 di SDN Kunciran 7, Kota Tangerang, Banten, Kamis (28/7/2022). Satgas IDI harapkan proses pembelajaran tatap muka (PTM) dimonitor dengan hati-hati.
Foto: ANTARA/Fauzan
Seorang siswa melakukan skrining kesehatan sebelum disuntik vaksin COVID-19 di SDN Kunciran 7, Kota Tangerang, Banten, Kamis (28/7/2022). Satgas IDI harapkan proses pembelajaran tatap muka (PTM) dimonitor dengan hati-hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengharapkan agar proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang saat ini tengah berjalan dimonitor dengan hati-hati mengingat masih ada risiko penularan.

"IDI tidak putus-putusnya mengatakan bahwa untuk PTM ini yang sudah 100 persen harus dimonitor hati-hati. Ikuti SKB empat menteri," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Dr. dr. Erlina Burhan dalam jumpa pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Baca Juga

Erlina mengingatkan bahwa saat ini masih terdapat potensi penularan. Covid-19 juga tidak hanya masuk ke saluran pernapasan, tapi reseptor berada di lokasi lain sehingga virus bahkan bisa ditemukan di bagian lain dari tubuh.

Bahkan Covid-19 bisa menyebabkan peradangan otot jantung atau myocarditis, yang jika tidak diatasi bisa berakibat fatal. Terkait PTM, dia meminta pihak-pihak terkait untuk dapat memastikan implementasi ketentuan yang sudah dikeluarkan pemerintah lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.

"Kami mengimbau kepada Dinas Pendidikan untuk membuat tim untuk memonitor pelaksanaan PTM ini sesuai dengan ketentuan yang ada," kata Erlina.

Menurutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) perlu juga melakukan pengawasan di lapangan.

Bantuan orang tua juga diperlukan untuk memastikan PTM berjalan sesuai ketentuan protokol kesehatan di sekolah serta memastikan anak dalam kondisi sehat untuk mengikuti pembelajaran.

Berbagai langkah tersebut perlu dilakukan untuk menekan penularan Covid-19 mengingat jika terjadi kenaikan infeksi maka terdapat potensi mutasi dan varian baru.

"Sehingga tugas kita mencegah jangan ada varian baru. Tapi kalau kita masa bodoh, pemerintah juga tidak terlalu tegas, lalu masuk varian baru dari luar maka kejadiannya akan seperti ini lagi, sudah melandai mau endemi, naik lagi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement