Sabtu 27 Aug 2022 17:00 WIB

Ekspedisi Batanghari Jadi Sarana Penyebaran Kebudayaan

Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat menjadi titik awal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Peserta susur sungai diarak warga saat prosesi Ngarak Garudo pada pembukaan Batanghari Heritage and Culture Festival dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022 di Muara Tembesi, Batanghari, Jambi, Jumat (26/8/2022). Ngarak Garudo merupakan tradisi lama masyarakat Mersam, Batanghari yang secara turun temurun dilakukan untuk menyambut kedatangan tamu agung dan upacara pengantin.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Peserta susur sungai diarak warga saat prosesi Ngarak Garudo pada pembukaan Batanghari Heritage and Culture Festival dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022 di Muara Tembesi, Batanghari, Jambi, Jumat (26/8/2022). Ngarak Garudo merupakan tradisi lama masyarakat Mersam, Batanghari yang secara turun temurun dilakukan untuk menyambut kedatangan tamu agung dan upacara pengantin.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek menyelenggarakan Festival Pamalayu dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi. Festival itu menjadi sarana mengungkap pentingnya sungai Batanghari dalam pemajuan kebudayaan di Sumatera. 

Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat menjadi titik awal keberangkatan tim Ekspedisi Batanghari yang terdiri dari tim Kemendikbudristek, arkeolog, sejarawan, seniman, jurnalis, mahasiswa dan tokoh masyarakat. Ekspedisi ini akan melintasi beberapa Kabupaten/Kota di sepanjang sungai Batanghari. 

Baca Juga

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid menyampaikan ekspedisi ini fokus dalam perkenalan dan penyebarluasan budaya daerah di sepanjang Sungai Batanghari lewat festival Pamalayu. 

"Ekspedisi Batanghari merupakan upaya pemajuan kebudayaan. Masyarakat akuatik sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari menyadari peradaban yang ada dan berkomitmen melestarikan budaya daerahnya," kata Hilmar dalam keterangan pers, Sabtu (27/8/2022).

Terdapat beberapa kegiatan dalam Festival Pamalayu yaitu pemecahan rekor MURI memasak makanan dari 18 Kab/Kota sepanjang acara berlangsung, pameran artefak koleksi museum Adityawarman, sejumlah lomba dan seminar. Pada penutupan festival, dipentaskan drama Kolosal Dara Petak dan Dara Jingga. 

Dalam drama tersebut, dikisahkan istana Raja Melayu Dharmasraya Srimad Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa dikagetkan dengan kedatangan sejumlah perwira Ekspedisi Pamalayu. 

Kabar yang berhembus bahwa armada siap tempur dari Jawa telah mendarat di pinggiran Sungai Batanghari. Mereka diutus oleh Raja Singhasari Sri Kertanegara untuk meminta kesediaan Dharmasraya menjadi negeri bawahan Singhasari. 

"Pertunjukan drama ini tak lain sebagai penghibur sekaligus pengingat bagi masyarakat akan salah satu sejarah yang menggambarkan kebesaran peran Sungai Batanghari dalam akulturasi kebudayaan," ujar Hilmar. 

Di sisi lain, pemeran Dara Petak, Tiara Felany mengungkapkan pertunjukkan ini merupakan yang pertama baginya. Sebab dalam pertunjukkan ini melibatkan drama dan dialog. Tiara menghabiskan waktu latihan hanya 6 hari saja untuk pementasannya. 

"Drama kolosal ini merupakan tantangan tersendiri karena dalam waktu yang singkat harus bisa memerankan berbagai karakter sambil menghafalkan posisi dan gerakan tari," ujar Tiara. 

Tentang perannya, Tiara mengatakan dua puteri ini memiliki sifat yang berbeda. 

"Dara jingga yang lebih tua itu lebih dewasa lebih tegas dan lebih anggun. Sementara Dara petak itu lebih ceria, semangat dan sedikit tomboi," ucap Tiara.

Drama Dara Petak Dara Jingga diketahui menjadi salah satu pentas budaya yang ditampilkan Kabupaten Dharmasraya.

Drama tersebut digelar di Kompleks Candi Pulau Sawah dengan puluhan pemeran dari Sanggar Seni lokal Dharmasraya. Sanggar tersebut yaitu Sanggar Dara Petak, Sanggar Dara Jingga, Sanggar Timbulun Indah, Sumaran Rumah Panjang, Kajanglako, Gadih Lareh, dan Sanggar Seni Sarai Sarumpun serta beberapa sanggar seni lainnya di bawah besutan sutradara Rama Suprapto. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement