Senin 29 Aug 2022 22:14 WIB

Jahatnya Perdukunan atau Sihir dari Era Nabi Musa hingga Rasulullah SAW

Perdukunan merupakan aktivitas yang dilarang Allah SWT dan termasuk syirik

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi perdukunan. Perdukunan merupakan aktivitas yang dilarang Allah SWT dan termasuk syirik
Foto: Reuters
Ilustrasi perdukunan. Perdukunan merupakan aktivitas yang dilarang Allah SWT dan termasuk syirik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendakwah sekaligus influencer media sosial, Habib Husein Ja’far Al Hadar atau yang biasa dipanggil Habib Ja’far menjawab fenomena perdukunan yang ramai diperbicangkan dan diperdebatkan di Indonesia. 

Habib muda asal Bondowoso ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para pengikutnya di media sosial.

Baca Juga

Menurut dia, sebenarnya perdukunan itu bukan hal yang baru dalam Islam. Bahkan, praktik perdukunan sudah ada sejak sebelum Islam ada. 

“Sejak sebelum Islam dan di zaman Islam pertama kali turun melalui Nabi Muhammad SAW, itu sudah ada praktik perdukunan,” ujar Habib Ja’far dikutip dari kanal Youtubenya, Jeda Nulis, Ahad (28/8).

Misalnya, kata dia, dalam surat Al Baqarah ayat 102 Allah SWT telah menjelaskan bahwa ada praktik perdukunan yang mana sudah mempunyai spesifikasinya, yaitu memisahkan pasangan yang sudah menikah dengan menceraikannya.

“Begitu juga di dalam surat Al-Falaq misalnya, itu bicara juga tentang praktik perdukunan atau sihir,” ucap Habib Ja’far.

Menurut dia, dalam surat Al-Falaq ayat 4 itu juga berbicara tentang nenek sihir yang meniup semacam benang sebagai praktik perdukunan atau penyihiran untuk hal-hal negatif, seperti mencelakakan orang lain dan lain sebagianya.

“Dan itu bersumber juga dari kekuatan negatif, yaitu kekuatan-kekuatan negatif yang tidak direstui oleh Allah. Jadi, dari zaman dulu perdukunan itu atau sihir itu sudah ada,” kata Habib Ja’far.

Pada zaman Nabi Musa,  menurut dia, Raja Firaun juga sudah menggunakan praktik perdukunan atau sihir, tapi kemudian dikandaskan Nabi Musa. Karena, kata dia, Nabi Musa itu bersandar kepada Dzat yang Mahasegala-galanya, termasuk Dzat yang menciptakan jin-jin, yang kemudian berkhianat kepada Dzat yang Mahapencipta itu dan bersekongkol dengan manusia-manusia yang sungguh tersesat.

“Dan diceritakan juga dalam surat Al Falaq bahwa semua bentuk sihir atau perdukunan itu kandas kalau kita berlindungan kepada Tuhan yang Mahasegala-galanya,” jelas Habib Ja’far.

“Jadi kalau Lu pengen aman dari dukun Lu mendekatkan diri kepada Tuhan. Gitu aja simpelnya,” imbuhnya.   

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement