REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia yang kembali damai tanpa adanya ancaman membuat Gohan "terlena". Dia enggan melatih kemampuan tandingnya, justru sibuk berjibaku dengan pekerjaan sebagai peneliti. Hal itu membuat Piccolo kerap protes dan memberinya peringatan.
Kekhawatiran Piccolo rupanya terbukti. Tentara Pita Merah yang dulu sempat menyebabkan kekacauan kini dihidupkan kembali oleh generasi baru. Kelompok itu menciptakan dua android bernama Gamma 1 dan Gamma 2, yang ditugaskan mengalahkan Gohan dan keluarganya.
Akan tetapi, Gamma 1 dan Gamma 2 diprogram untuk bertindak sebagai pahlawan super di mata publik. Program yang disetel membuat kedua android itu menganggap Gohan dan kelompoknya sebagai penjahat yang berpotensi jadi bahaya untuk Bumi.
Saat konflik memuncak, Gohan yang lama tak mengasah kemampuannya dihadapkan dengan lawan baru yang tangguh. Sementara, sang ayah, yakni Goku, sedang tidak berada di Bumi. Goku dan Vegeta melanjutkan pelatihan mereka di Planet Beerus.
Bisakah Gohan mengatasi keadaan runyam yang ada, sekaligus melindungi putri kecilnya yang jadi incaran Tentara Merah? Kelanjutan cerita bisa disimak langsung di film animasi Dragon Ball Super: Super Hero yang sudah tayang di bioskop Indonesia.
Petualangan Gohan, Piccolo, dan karakter favorit lain dari Dragon Ball sangat menyenangkan disimak. Selama 100 menit durasi, penonton dimanjakan dengan gaya animasi menarik dan berbagai adegan action seru. Sinema ini wajib ditonton penggemar Dragon Ball.
Sebagai pengingat, di awal film hadir narasi soal latar belakang cerita. Dengan cara itu, penonton yang sudah mengikuti jalan cerita di serial dan komik bisa menyegarkan memori. Itu juga membantu penonton yang tidak mengikuti alur kisah di waralaba Dragon Ball supaya tak kebingungan.