Kamis 01 Sep 2022 15:32 WIB

Hong Kong Usulkan Sistem Karantina Baru untuk Menyeberang ke China

Pemimpin Hong Kong tengah menyelesaikan detail terkait sistem karantina terbalik itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Warga mengantre untuk tes virus corona di pusat pengujian sementara COVID-19 di Hong Kong, Kamis, 24 Februari 2022. Pemimpin Kota Hong Kong John Lee mengatakan pemerintah pusat China telah mengungkapkan dukungan pada usulan yang akan membuat warga bekas koloni Inggris untuk dikarantina di sana.
Foto: AP/Vincent Yu
Warga mengantre untuk tes virus corona di pusat pengujian sementara COVID-19 di Hong Kong, Kamis, 24 Februari 2022. Pemimpin Kota Hong Kong John Lee mengatakan pemerintah pusat China telah mengungkapkan dukungan pada usulan yang akan membuat warga bekas koloni Inggris untuk dikarantina di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin Kota Hong Kong John Lee mengatakan pemerintah pusat China telah mengungkapkan dukungan pada usulan yang akan membuat warga bekas koloni Inggris untuk dikarantina di sana. Sebelum menyeberang ke perbatasan Provinsi Guangdong.

Dalam konferensi pers, Kamis (1/9/2022) Lee mengatakan pihak berwenang masih menyelesaikan detail sistem yang ia sebut "karantina terbalik." Sementara itu di China Daratan, pusat teknologi Shenzhen memperketat pembatasan sosial Covid-19.

Baca Juga

Pasalnya angka infeksi di kota tersebut terus merangkak naik. Kegiatan besar dan hiburan dalam ruangan dilarang selama tiga hari di distrik terpadat di kota itu, Baoan.

Setidaknya setengah dari 10 distrik di Shenzhen yang dihuni 13 juta warga sudah menutup venue hiburan. Menghentikan sementara atau mengurangi layanan makan di restoran.

Pihak berwenang pendidikan menunda hari pertama sekolah semester kedua tahun ini. Awalnya dijadwalkan pada Kamis (1/9/2022) ini. Dalam pernyataannya pemerintah meminta masyarakat tidak meninggalkan kota kecuali untuk urusan mendesak.

Tidak sebutkan bagaimana pemerintah akan menegakan peraturan yang baru. Tapi otoritas Partai Komunis dan perusahaan memastikan stafnya tidak melakukan perjalanan keluar kota bila tidak mendesak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement