REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana menghapus angkutan kota (angkot) di pusat kota. Hal tersebut mendapat tanggapan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor. Ketua Organda Kota Bogor, Moch. Ishack, mengatakan sah-sah saja jika Pemkot Bogor ingin melakukan penataan transportasi. Namun, Pemkot Bogor tetap harus memikirkan pengusaha angkot.“Yang namanya penghapusan tidak setuju, kalau penataan sah-sah saja,” kata Ishack kepada Republika, Kamis (1/9/2022).
Menurut Ishack, Pemkot Bogor harus memikirkan nasib pengusaha dan sopir angkot. Sebab di tengah pandemi Covid-19 pendapatan para pengusaha dan sopir angkot menurun untuk biaya hidup sehari-hari yang merepotkan.
Menurut Ishack, kondisi pengusaha angkot juga semakin terpuruk dengan adanya ojeg daring dan transportasi massal Biskita Transpakuan. Membuat pengusaha angkot merasa seperti ‘sudah jatuh tertimpa tangga’.“Selain itu tidak ada trem saja sudah macet apalagi kalau kehadiran trem direalisasikan Bogor akan tambah macet,” pungkasnya.
Diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus melakukan penataan transportasi. Dalam target jangka panjang, angkutan kota (angkot) nantinya ditiadakan di pusat kota dan digantikan Biskita Transpakuan serta sistem perkeretaapian perkotaan trem.“Angkot nantinya akan jadi feeder saja di batas pinggiran kota. Di pusat kota tidak ada lagi. Di pusat kota dilayani biskita dan trem,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Bima Arya menegaskan, perencanaan dan pengembangan trem baru dilakukan pada satu koridor. Nantinya, akan ada empat koridor trem yang akan beroperasi di Kota Bogor.