REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Tarif tiket bus Trans Metro Bandung (TMB) tidak akan dinaikkan sementara meski terjadi kenaikan harga BBM subsidi. Namun, operasional bus akan dibatasi dari delapan rit di lima koridor menjadi enam rit.
"Untuk TMB kami kemarin sudah rapat koordinasi, kami berupaya tidak menaikkan dulu (tarif), paling operasional akan mengurangi ritase misal lima koridor dari delapan rit menjadi enam," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Dadang Darmawan, Rabu (7/9/2022).
Ia menuturkan, pihaknya masih akan menggunakan tarif lama sambil menunggu evaluasi dilakukan kurang lebih selama sebulan. "Bertahan dulu dengan tarif lama. Sebulan dievaluasi nanti hasilnya akan kita coba lihat," katanya.
Selain faktor kenaikan BBM, Dadang mengatakan beberapa koridor TMB relatif sepi penumpang. Koridor-koridor tersebut penuh hanya saat pagi dan sore.
"Koridor tertentu tidak semua penuh, ada koridor gemuk 1, 2 dan 3. Koridor (sepi) 4 dan 5, seperti Antapani-Leuwipanjang," katanya.
Dadang menambahkan, tarif angkutan kota (angkot) di Kota Bandung dipastikan akan naik sebesar Rp 1.000 imbas dari kenaikan harga BBM. Kenaikan tarif angkot tengah diusulkan kepada Wali Kota Bandung untuk segera ditetapkan.
"Tadi kita lakukan perhitungan bersama, dan disepakati bahwa kenaikan angkutan kota di Bandung ini naik Rp 1.000 dari tarif yang lama," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Dadang Darmawan di Balai Kota Bandung, Selasa (6/9/2022).
Ia menuturkan, kenaikan tarif sebesar Rp 1.000 sudah mempertimbangkan komponen dari kenaikan BBM, suku cadang dan biaya personel. "Tarif di Kota Bandung ditetapkan flat jauh dekat," ungkapnya.
Dadang mengatakan usulan tersebut sudah dituangkan dalam berita acara rapat dan akan diusulkan ke Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Pihaknya berharap penetapan tarif dapat segera mungkin terealisasi.
"(Usulan) setelah ketetapan wali kota, mengimbau pengemudi pengusaha angkutan untuk bersabar," katanya.