Kamis 08 Sep 2022 03:36 WIB

LSM Asing di Papua Perlu Diwaspadai

Pemerintah perlu mencegah infiltrasi paham separatis melalui pengawasan.

Red: Budi Raharjo
 Seorang aktivis Papua Merdeka dengan wajah dicat berpartisipasi dalam protes memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka di Jakarta, 01 Desember 2020. Puluhan aktivis menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah memberikan kebebasan bagi rakyat Papua. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Seorang aktivis Papua Merdeka dengan wajah dicat berpartisipasi dalam protes memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka di Jakarta, 01 Desember 2020. Puluhan aktivis menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah memberikan kebebasan bagi rakyat Papua. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing di tanah Papua perlu diwaspadai. Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanto mengatakan LSM asing itu tak sebatas melakukan kegiatan sosial, tapi ada juga yang secara sembunyi mendukung kemerdekaan Papua.

Bahkan, ujarnya, LSM asing ini tak sebatas pada kegiatan kampanye di luar negeri tapi juga mencakup kegiatan langsung di tanah Papua. "Kegiatan-kegiatan ini dapat diselubungkan dalam bentuk aksi sosial yang berpotensi membahayakan stabilitas Papua, karena di samping kemungkinan aktivitas tersebut secara ilegal bisa menyalurkan dukungan langsung kepada aktivis separatis Papua, di antaranya dalam bentuk dana dan teknis," ujarnya.

Menurut riyanto, campur tangan LSM asing pada masyarakat Papua dapat juga mengakibatkan keresahan yang mampu memicu pecahnya kerusuhan. Kerusuhan ini lantas bisa dipakai untuk menyalahkan kebijaksanaan dan aktivitas pemerintah Indonesia di Papua, juga menjustifikasi gerakan separatis Papua dan menuntut dunia internasional untuk intervensi. "Adanya keterlibatan asing dalam kerusuhan di Papua termasuk dalam bentuk dana dan logistik," ungkap Riyanto.

LSM-LSM asing prokemerdekaan Papua kerap menggunakan dalih pembelaan masyarakat lokal terhadap pelanggaran HAM dan ketidakadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam Papua. Namun, ujar Riyanto, tidak menutup kemungkinan kalau sebenarnya tujuan utama LSM asing itu untuk kepentingan mereka sendiri atau pihak-pihak yang berdiri di belakang mereka. "Telah banyak ditemukan bukti beberapa LSM asing melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan misi utamanya guna memenuhi permintaan dari pemberi dana," ujarnya.