REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratu Elizabeth meninggal dunia di usia 96 tahun. Kepala monarki Inggris terlama sepanjang sejarah itu simbol Kerajaan Inggris selama tujuh dekade. Sejumlah pemimpin dunia segera memberikan ucapan duka cita setelah Buckingham Palace mengumumkan kematiannya.
"Sebagai Kepala Negara Inggris yang paling lama hidup dan berkuasa, Ratu Elizabeth II banyak dikagumi atas keanggunan, martabat, dan dedikasinya di seluruh dunia. Ia hadir dengan menyakinkan sepanjang perubahan selama beberapa dekade, termasuk dekolonisasi Afrika dan Asia dan evolusi Persemakmuran," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Jumat (9/9/2022).
Guterres mengatakan Ratu Elizabeth II merupakan teman baik PBB. Ia dua kali mengunjungi kantor pusat PBB di New York, Amerika Serikat (AS) dalam lima puluh tahun. Ia sangat berkomitmen pada kegiatan amal dan lingkungan.
"Dunia akan lama mengingat pengabdian dan kepemimpinannya," kata Guterres.
Presiden Joe Biden dan Ibu Negara AS Jill Biden juga mengucapkan belasungkawa. Dalam pernyataan bersama keduanya mengatakan di tengah perubahan, kehadiran Ratu Elizabeth bertahan dan menjadi sumber kenyamanan dan kebanggaan banyak generasi Inggris termasuk mereka yang tidak mengenal Inggris tanpanya.
"Warisannya akan mengisi banyak lembar sejarah Inggris, dan sejarah dunia kami," katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan belasungkawa ke Pangeran Charles yang sekarang menjadi raja. Ia mengatakan Ratu berhak menerima cinta dan rasa hormat serta otoritas di panggung dunia.
"Saya berharap Anda berani dan kuat bertahan dalam menghadapi kehilangan tak tergantikan yang sulit ini, Saya sampaikan ucapan belasungkawa dengan tulus dan dukungan pada anggota keluarga kerajaan dan seluruh rakyat Inggris Raya," kata Putin.