Ahad 11 Sep 2022 09:15 WIB

Rusia Mundur Dari Kota-kota Penting di Timur Laut Ukraina

Ribuan tentara Rusia yang kehabisan persediaan amunisi dan peralatan tempur mundur.

Rep: Lintar Satria/Reuters/ Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang tentara Ukraina berswafoto saat sistem artileri menembak di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu, 3 September 2022.
Foto: AP/Kostiantyn Liberov
Seorang tentara Ukraina berswafoto saat sistem artileri menembak di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu, 3 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,KIEV -- Moskow meninggalkan benteng utamanya di timur laut Ukraina. Pertahanan garis depan Rusia tiba-tiba runtuh setelah pasukan Ukraina membuat perkembangan signifikan dalam serangan balasannya.

Direbutnya Kota Izyum di Provinsi Kharkiv merupakan kekalahan terburuk Moskow sejak pasukannya mundur dari Ibukota Kiev bulan Maret lalu. Ukraina menjadikannya sebagai titik balik dalam perang yang berlangsung selama enam bulan ini.

Baca Juga

Ribuan tentara Rusia yang kehabisan persediaan amunisi dan peralatan tempur mundur. Rusia menjadikan Izium sebagai pangkalan logistik bagi salah satu operasi serangannya di wilayah Donbas di utara Ukraina yang terdiri dari  Donetsk dan Luhansk.

Pada Sabtu (10/9) kantor berita pemerintah Rusia, Tass mengutip Kementerian Pertahanan Rusia yang mengatakan telah memerintahkan pasukannya untuk meninggalkan lokasi tersebut dan memperkuat operasi di tempat lain di Donetsk. Tass menambahkan pejabat Rusia yang ditempatkan di Kharkiv mengajak warga melakukan evakuasi dan pergi ke Rusia untuk "menyelamatkan nyawa."

Saksi mata menggambarkan kemacetan karena orang-orang meninggalkan wilayah yang diduduki Rusia. Bila laporan ini terbukti benar dan dapat bertahan maka menjadi pukulan tekal bagi Rusia. Badan intelijen Barat juga yakin Rusia sudah kehilangan banyak korban jiwa.

Selain itu juga menjadi kemajuan penting bagi Ukraina yang ingin menunjukkan pada Barat pasokan senjata mereka tidak sia-sia. Kiev ingin membuktikan mereka pantas untuk terus mendapat bantuan senjata.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan keberhasilan serangan balik terhadap Rusia menunjukkan Ukraina dapat mengalahkan pasukan Moskow. Tapi Ukraina masih membutuhkan lebih banyak senjata dari mitra-mitranya.

Dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang sedang berkunjung, Kuleba mengatakan sejumlah sekutu awalnya ragu untuk mengirimkan senjata. Khawatir dengan resiko dimusuhi Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kini, terimakasih Tuhan, kami tidak lagi mendengar argumen itu, kami telah menunjukkan kami mampu mengalahkan pasukan Rusia, kami melakukannya dengan senjata yang diberikan pada kami," kata Kuleba.

"Dan saya tegaskan: semakin banyak senjata yang kami terima, semakin cepat kami menang, dan semakin cepat perang ini berakhir," tambahnya.

Pekan ini dalam pidatonya yang disiarkan melalui video Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sejak 1 September lalu pasukan Ukraina telah "membebaskan puluhan pemukiman" dan merebut kembali 1.000 kilometer persegi wilayah di timur dan selatan Ukraina.  

Zelenskyy juga mengunggah video yang menunjukkan tentara Ukraina mengatakan mereka telah merebut kembali Kota Balakliia, dekat Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Dalam video yang diunggah situs berita aggregator itu terlihat tentara Rusia meninggalkan truk-truk, artileri dan amunisi.

"Tentara Rusia mengklaim julukan tentara paling cepat di dunia, teruslah berlari!" cicit kepala staf Zelenskyy, Andriy Yermak, di Twitter.

Pemerintah Ukraina tidak segera mengkonfirmasi keberhasilan merebut kembali Izium. Tapi Yermak mengunggah foto pasukan di pinggir kota itu dan mencicit emoji anggur. Arti nama Izium adalah "kismis".

Pengumuman Rusia mundur dari kota itu dilakukan beberapa jam setelah pasukan Ukraina merebut kembali Kota Kupiansk di utara, satu-satunya jalur kereta yang Rusia gunakan untuk memasok pasukannya di timur laut Ukraina. Pejabat pemerintah Ukraina mengunggah foto pasukan mereka mengibarkan bendera biru-kuning di depan kantor walikota Kupiansk.

Pasokan ribuan pasukan Rusia terputus setelah kota itu direbut. Di aplikasi kirim pesan Telegram, mantan komandan pasukan pro-Rusia di timur Ukraina, Igor Girkin mengatakan mundurnya pasukan Rusia sebagai "kekalahan besar". 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement