Selasa 13 Sep 2022 15:22 WIB

Intelijen Israel: Wilayah Pendudukan Tepi Barat Semakin tidak Aman

Ada lebih dari 130 insiden penembakan di Tepi Barat tahun ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina melemparkan batu ke kendaraan militer Israel selama operasi militer Israel di desa Rujib Tepi Barat, Selasa, 30 Agustus 2022. Kepala badan intelijen Israel Shin Bet Israel, Ronen Bar mengungkapkan keprihatinan tentang hilangnya kendali Otoritas Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Warga Palestina melemparkan batu ke kendaraan militer Israel selama operasi militer Israel di desa Rujib Tepi Barat, Selasa, 30 Agustus 2022. Kepala badan intelijen Israel Shin Bet Israel, Ronen Bar mengungkapkan keprihatinan tentang hilangnya kendali Otoritas Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala badan intelijen Israel Shin Bet Israel, Ronen Bar mengungkapkan keprihatinan tentang hilangnya kendali Otoritas Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Berbicara pada konferensi "kontra-terorisme" di Universitas Reichman di Herzliya, Bar memperingatkan tentang kekosongan keamanan yang tercipta di wilayah Palestina yang diduduki Israel.

"Kami telah memasuki semacam lingkaran tertutup. Orang-orang kami melakukan penangkapan setiap malam, dan mendapat kecaman yang dapat menimbulkan korban bagi warga Palestina," ujar Bar, dilansir Middle East Monitor, Selasa (13/9/2022). 

Baca Juga

Menurut Bar, ada lebih dari 130 insiden penembakan di Tepi Barat tahun ini. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 98 insiden pada 2021.

Bar juga menyinggung tentang gangguan umum dalam hukum dan ketertiban. Bar mengatakan, Israel telah melakukan lebih dari 2.000 penangkapan. Sebagian besar penangkapan terkait dengan perdagangan narkoba ilegal.  

Pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan aktivitas mereka di kota-kota dan desa-desa Palestina. Menurut Bar, peningkatan kehadiran pasukan Israel menunjukkan melemahnya kekuatan dan pengaruh Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Di bawah Kesepakatan Oslo, Otoritas Palestina bertanggung jawab atas keamanan di kota-kota dan desa-desa Palestina. Bar mengatakan, melemahnya pengaruh Otoritas Palestina terjadi pada semua aspek masyarakat Palestina, termasuk di media sosial.

Bar mengatakan, pemberontakan terhadap pendudukan Israel di ibu kota Palestina, Yerusalem, dan berbagai daerah lain sebagai konsekuensi dari kemarahan yang diekspresikan di luar kendali institusi tradisional.

Israel dan Amerika Serikat (AS) semakin khawatir tentang hilangnya kekuasaan Otoritas Palestina. Pekan lalu pemerintah Israel mengatakan, mereka sedang mempelajari serangkaian opsi  untuk memperkuat kehadiran Otoritas Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Perdana Menteri Israel, Yair Lapid mengadakan rapat untuk menilai situasi keamanan di Tepi Barat. Selain itu, Amerika Serikat juga telah berbicara tentang perlunya upaya untuk mendukung Otoritas Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement