REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu Asmaul Husna (nama-nama Allah SWT) adalah Al-Hayiyyu. Nama tersebut tergolong jarang dibahas dan sering disamakan dengan Al-Haya (Yang Mahahidup), yang juga merupakan salah satu Asmaul Husna.
Apa makna Al-Hayiyyu? Secara bahasa, Al-Hayiyyu adalah Istahyaa, yang berarti malu terhadap sesuatu sebagai bentuk kesopanan atau kerendahan hati. Kata tersebut digunakan dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا "Sesungguhnya Allah tidak malu untuk membuat perumpamaan berupa nyamuk atau sesuatu yang lebih rendah daripada itu." (QS Al Baqarah ayat 26)
Penggunaan nama Al-Hayiyyu juga terdapat dalam hadits. Pertama, ada dalam hadits yang diriwayatkan dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, bahwa Abu Murrah (mantan budak Aqil bin Abu Thalib) telah memberitahukan kepadanya dari Abu Waqid Al-Laitsi, bahwa Rasulullah SAW, ketika sedang duduk dalam sebuah majelis di masjid bersama para sahabat, ada tiga orang yang datang.
Dari tiga itu, dua orang menghadap Nabi SAW, dan satu orang lagi pergi. Dua orang yang menghadap beliau SAW berdiri sejenak di hadapan Rasulullah SAW.
Dari dua orang ini, satu orang melihat tempat kosong dalam majelis kemudian duduk di tempat itu.
Sedangkan orang kedua duduk di belakang mereka. Dan orang yang ketiga sudah pergi (meninggalkan majelis).
Setelah Rasulullah SAW selesai dalam majelis itu, majelis, beliau bersabda, "Maukah aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Satu orang di antara mereka mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah mendekatkan diri kepadanya. Dan orang yang kedua, dia malu kepada Allah SWT (tidak mengisi tempat kosong), maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah, maka Allah pun berpaling darinya." (HR Bukhari)
Hadits kedua, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah. Dia berkata bahwa Ummu Sulaim pernah mendatangi Rasulullah SAW lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi?
Kemudian Nabi SAW menjawab, "Jika dia melihat air (mani)." Lalu Ummu Salamah menutup wajahnya, dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah wanita itu juga bisa bermimpi?" Beliau SAW menjawab, "Ya, bisa. Memang dari mana kemiripan antara dia dan anaknya."
Dari hadits yang kedua ini, dapat diketahui bahwa wanita dalam hadits tersebut malu mengungkapkan perkara yang dialaminya sehingga menyampaikan pertanyaan dengan kata-kata yang tidak menjurus pada hal yang dialaminya.
Ibn al-Qayyim menjelaskan, nama Al-Hayiyyu dalam Asmaul Husna, bermakna bahwa Allah SWT tidak mempermalukan hamba-Nya yang melakukan perbuatan maksiat, atau tidak menunjukkan ketidaktaatannya, tetapi Allah SWT menutupinya. Sebab Dia-lah yang menaungi dan memberi ampunan pada hamba-Nya.
Sumber: fiqh islamonline