Kamis 15 Sep 2022 10:37 WIB

WHO: Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata

Kematian mingguan covid di dunia saat ini berada di level terendah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Calon penumpang berada di konter lapor diri di Terminal 1 A Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (2/9/2022). Berdasarkan Surat Edaran (SE) No.82/2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi COVID-19 penumpang pesawat rute domestik dengan usia 18 tahun ke atas wajib telah mendapatkan vaksin dosis ketiga (booster) dan tidak berlaku lagi tes hasil PCR.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Calon penumpang berada di konter lapor diri di Terminal 1 A Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (2/9/2022). Berdasarkan Surat Edaran (SE) No.82/2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi COVID-19 penumpang pesawat rute domestik dengan usia 18 tahun ke atas wajib telah mendapatkan vaksin dosis ketiga (booster) dan tidak berlaku lagi tes hasil PCR.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa akhir dari pandemi Covid-19 sudah "di depan mata." Hal ini diungkapkan setelah kematian mingguan akibat virus corona di seluruh dunia berada pada level terendah sejak Maret 2020.

Pada 5 September, WHO mencatat angka kematian global mingguan sejumlah 11.118. WHO juga memperkirakan bahwa 19,8 juta kematian dapat dihindari pada 2021 karena vaksin Covid-19 dan 12 miliar dosis telah diberikan di seluruh dunia.

Baca Juga

Namun, WHO tetap memperingatkan bahwa virus corona masih menimbulkan darurat global akut. WHO juga menyoroti bahwa selama delapan bulan pertama 2022 lebih dari 1 juta orang meninggal karena Covid-19.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan jumlah kematian mingguan hingga pekan lalu mencapai angka terendah sejak Maret 2020. "Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi, kami belum sampai di sana, tetapi akhir sudah di depan mata," kata Tedros seperti dikutip laman The Guardian, Kamis (15/9/2022).

"Seorang pelari maraton tidak berhenti ketika garis finis terlihat, dia berlari lebih keras, dengan semua energi yang tersisa," imbuhnya.

"Kami bisa melihat garis finis, kami dalam posisi menang. Tapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari. Sekarang saatnya untuk berlari lebih keras dan memastikan kami melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kami," lanjutnya.

Menurut Tedros, jika tidak mengambil kesempatan ini sekarang, dunia menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian. "Jadi mari kita ambil kesempatan ini," katanya.

WHO telah merilis enam ringkasan kebijakan yang menguraikan tindakan utama yang harus diambil semua pemerintah. Dokumen-dokumen tersebut mencakup panduan tentang pengujian, vaksinasi, praktik terbaik saat mengelola penyakit, mempertahankan langkah-langkah pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan, mencegah penyebaran informasi yang salah, dan keterlibatan masyarakat.

Salah satu makalah mengatakan, dengan akses dan penggunaan yang tepat dari alat-alat penyelamat yang ada, Covid-19 dapat menjadi penyakit yang dapat dikelola dengan morbiditas dan mortalitas yang berkurang secara signifikan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement