REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,471 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 59,87 trilun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 920 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan kenaikan laba bersih perseroan, ditopang oleh keberhasilan BTN menjalankan inisiatif strategis pada semester I 2022 antara lain peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan. Hal ini seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah dan perbaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan yang menurun pada semester I 2022.
“Pencapaian kinerja semester I 2022 merupakan buah dari transformasi yang dilaksanakan seluruh jajaran BTN dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Kami optimis hingga akhir tahun ini, kinerja BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan,” ujarnya saat Paparan Publik Kinerja Keuangan BTN Semester I 2022 (audited), Kamis (15/9/2022).
Sepanjang periode Januari-Juni 2022, BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 286,152 triliun atau meningkat 7,61 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 265,907 triliun. Adapun penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada semester I 2022.
Tercatat penyaluran kredit perumahan sebesar Rp 251,914 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada semester I 2022 masih mendominasi sebesar Rp 137,255 triliun atau tumbuh 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 126,297 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,84 persen menjadi Rp 85,305 triliun pada semester I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 80,598 triliun.
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah kami terus membaik. NPL Gross pada semester I 2022 berada pada level 3,54 persen, lebih rendah dari sebelumnya level 4,10 persen. Sedangkan NPL Nett sebesar 1,04 persen, turun dari posisi 1,87 persen," kata Haru.
Menurutnya kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income tumbuh 35,97 persen pada semester I 2022 menjadi Rp p7,737 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,690 triliun. Hal ini membuat rasio net interest margin (NIM) juga mengalami kenaikan dari 3,41 persen menjadi 4,58 persen pada semester I 2022.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), pada semester I 2022 sebesar Rp 307,309 triliun atau naik 2,99 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 298,378 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA sebesar Rp 137,453 triliun atau naik sebesar 22,95 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 111,798 triliun.
"Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,73 persen dari total DPK BTN pada semester I 2022,” ucapnya.
Haru menyebut, kenaikan dana murah mampu menekan biaya dana atau cost of fund pada semester I 2022 menjadi 2,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,45 persen. Adapun fokus BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 8,96 persen menjadi Rp 169,86 triliun pada semester I 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 186,58 triliun.