REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemakaman Ratu Elizabeth II melibatkan operasi keamanan terbesar yang pernah dilakukan London. Walikota London Sadiq Khan mengatakan, pemakaman kenegaraan untuk Ratu pada 19 September adalah tantangan keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya ... dalam kaitannya dengan berbagai hal yang kami atur," kata Khan.
Ratusan ribu orang memadati pusat kota London dan daftar tamu pemakaman sekitar 500 orang yang terdiri dari kaisar, raja, ratu, presiden, perdana menteri, dan pemimpin lainnya dari seluruh dunia. "Sudah puluhan tahun sejak banyak pemimpin dunia berada di satu tempat,” kata Khan.
"Mungkin ada orang jahat yang ingin merusak individu atau beberapa pemimpin dunia kita. Jadi kami bekerja sangat keras, polisi, dinas keamanan, dan banyak lagi lainnya untuk memastikan pemakaman kenegaraan ini sesukses mungkin," ujarnya.
Wakil Asisten Komisaris Polisi Metropolitan Stuart Cundy mengatakan, operasi kepolisian yang sangat kompleks itu adalah yang terbesar dalam sejarah pasukan keamanan London, melampaui Olimpiade London 2012. Lebih dari 10 ribu petugas polisi akan bertugas pada Senin (19/9/2022).
Polisi London akan mendapatkan bala bantuan dari 43 pasukan polisi di Inggris. Ratusan marshal sukarelawan dan anggota angkatan bersenjata juga akan bertindak sebagai pembantu layanan di sepanjang rute prosesi.
Pasukan-pasukan itu hanyalah bagian paling terlihat dari operasi keamanan yang dijalankan dari pusat kendali berteknologi tinggi di dekat Lambeth Bridge, tidak jauh dari Parlemen. Saluran air jalan dan tempat sampah sedang digeledah dan disegel.
Pada hari pemakaman Ratu, akan ada pengintai polisi di atap, anjing pelacak di jalan-jalan, petugas laut di Sungai Thames, dan polisi berkuda. Penerbangan drone di atas pusat kota London telah dilarang untuk sementara dan Bandara Heathrow menghentikan sejumlah penerbangan sehingga kebisingan pesawat tidak mengganggu layanan pemakaman.