REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Kepolisian Israel dilaporkan telah menangkap dan menahan Direktur Masjid Al-Aqsa Sheikh Omar al-Kiswani, Senin (19/9/2022). Belum ada penjelasan resmi dari Israel terkait alasan penangkapan tersebut.
Dilaporkan laman Anadolu Agency, sejumlah saksi mata mengungkapkan, personel kepolisian Israel menggerebek kediaman Sheikh Omar al-Kiswani di lingkungan al-Tur di Yerusalem Timur. Mereka menyita sebuah komputer dan sejumlah dokumen. Setelah penggerebekan, al-Kiswani pun ditangkap.
Otoritas Israel belum merilis keterangan resmi perihal penggerebekan tersebut dan penangkapan Sheikh Omar al-Kiswani. Kompleks Masjid Al-Aqsa telah sering menjadi medan bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Israel.
Pada 15 April lalu, pasukan Israel melakukan penggerudukan ke kompleks Al-Aqsa. Momen itu terjadi saat ribuan Muslim di sana hendak menunaikan salat subuh. Israel mengatakan, pada awalnya pasukannya memasuki kompleks Al-Aqsa untuk mengangkut batu-batu yang dikumpulkan sekelompok warga di area situs suci umat Islam tersebut.
Pasukan Israel berusaha mencegah agar batu itu tak digunakan untuk menyerang mereka. Menurut kepolisian Israel, mereka mulai melakukan penyerbuan setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu.
Sejumlah pemimpin negara Arab, termasuk Bahrain dan Uni Emirat Arab yang telah melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel, mengecam aksi penggerudukan tersebut. PBB pun turut menyuarakan keprihatinan mendalam atas kejadian itu. PBB bahkan secara khusus meminta agar tindakan kekerasan pasukan Israel terhadap jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsa diselidiki secara independen.
Pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar menyerukan warga Palestina bersiap menghadapi pertempuran besar jika Israel tak menghentikan agresinya terhadap Masjid Al-Aqsa. Dia menuding Israel berusaha mengobarkan perang agama. “Rakyat kita harus bersiap untuk pertempuran besar jika pendudukan tidak menghentikan agresinya terhadap Masjid Al-Aqsa,” kata Sinwar dalam pertemuan dengan para pemimpin militer dari beberapa faksi Palestina di Gaza, 30 April lalu, dilaporkan laman Asharq Al-Awsat.
Pada kesempatan itu, dia menunjukkan foto polisi Israel yang menyerbu kompleks Al-Aqsa. “Foto ini tidak akan terulang. Siapa pun yang membuat keputusan untuk mengizinkan foto ini diulang, telah memutuskan mengizinkan pelanggaran terhadap ribuan sinagog di seluruh dunia,” ujarnya.
Sinwar menuduh Israel berusaha mengubah bentrokan di kompleks Al-Aqsa menjadi perang agama. Dia menegaskan, rakyat Palestina tidak menginginkan konflik semacam itu. Namun Sinwar menekankan, mereka siap menghadapi tantangan tersebut jika Israel terus memaksakannya.
Ia memperingatkan, perang agama seperti yang diinginkan Israel tidak akan menyelamatkan siapa pun. Sinwar pun kembali meminta faksi-faksi Palestina dan segenap rakyat bersiap menghadapi pertempuran besar jika Israel terus melakukan pelanggaran di kompleks Al-Aqsa. “Pertempuran tidak akan berakhir dengan berakhirnya bulan suci Ramadan, tapi hanya akan dimulai jika pelanggaran terus berlanjut,” ucapnya