REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Makan dan minum merupakan merupakan kebutuhan primer manusia. Sehingga menghasilkan energi dan dapat beraktivitas. Akan tetapi banyak riset telah menyebutkan bahwa seseorang yang terlalu banyak makan dan minum justru akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Karena itu Islam mengajarkan pemeluknya agar tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Bahkan selain bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik, terlalu banyak makan dan minum juga dapat membuat hati seorang hamba menjadi mati sehingga sulit untuk menangkap kebaikan dan kebenaran. Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar umatnya dapat mengatur kadar makan dan minum. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” (HR At Tirmidzi 2380, Ibnu Majah 3349, Ahmad 4/132 dan lain-lain.
Ketua umum Rabithah Alawiyyah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah Pasuruan, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf dalam kajian kitab Ihya Ulumuddin yang disiarkan melalui kanal resmi Sunsal Media pada (23/9/2022) mengatakan bahwa berlebihan dalam makanan dan minuman serta bermewah-mewahan dalam mengenakan pakaian dapat membuat seseorang terhijab dari kebaikan-kebaikan.
"Yang membuat kita terhijab itu sebetulnya makan yang enak-enak (berlebihan), pakaian yang bagus-bagus (mewah-mewah) sehingga kalau sholat lebih perhatian pada pakaian kita, malas berat karena banyak makannya kita," kata Habib Taufiq Assegaf.
Ajaran agar tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum serta tidak bermewah-mewahan dalam menggunakan pakaian juga disampaikan oleh para nabi sebelum diutusnya Rasulullah SAW. Nabi Isa menyampaikan kepada para murid agar memperbanyak lapar maksudnya agar memperbanyak berpuasa dan tidak memakai pakaian yang mewah-mewah sehingga sehingga hamba tersebut mudah mendapatkan kebaikan dari Allah.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebut orang yang kehidupannya bergelimang dengan makanan, yakni semangat hidupnya untuk makan berbagai macam jenis makanan dam menggunakan berbagai jenis pakaian serta banyak bicara adalah sejelek-jeleknya orang.
Karena itu orang-orang yang jahat seperti koruptor, raja yang zalim, bahkan ulama yang mengikuti hawa nafsu atau ulama suu' dapat ditandai dengan banyak dan berlebih-lebihan dalam makan, bermewah-mewahan dalam pakaian dan terlalu banyak berbicara.
Lalu bagaimana agar dalam menjalani hidup tidak berlebih-lebihan dalam makan dan tak bermewah-mewahan dalam menggunakan pakaian. Habib Taufiq menjelaskan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah mewahyukan kepada nabi Musa untuk mengurangi makan dan tidak bermewah-mewahan dalam pakaian sehingga hati menjadi hidup adalah dengan sering mengingat kematian. Atau menyadari diri bahwa kelak akan menjadi penghuni kubur.
Habib Taufiq menjelaskan bahwa orang yang senantiasa mengingat kematian atau menjadi penghuni kubur maka akan menyadari bahwa makanan yang dimakan sebanyak dan seenak apapun sehingga membuat tubuh menjadi gemuk ketika di dunia pada akhirnya tubuh tersebut akan menjadi makanan cacing. Begitupun semewah apapun pakaian yang dikenakan di dunia pada akhirnya setiap orang akan dibungkus dengan kain kafan. "Mengingat itu (kematian) akan mencegah kamu dari syahwat banyak makan dan banyak pakaian," kata Habib Taufiq.