REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Singapura, Singapore Exchange (SGX), akan meluncurkan kontrak berjangka untuk komoditas lithium dan kobalt pertamanya. Langkah ini sebagai upaya untuk menarik perusahaan bahan baterai dan investor menggunakan kontrak berjangka di bursa komoditas.
SGX akan memulai perdagangan dalam dua kontrak lithium dan dua kobalt pada Senin (26/9/2022) ini. London Metal Exchange dan CME Group telah menawarkan kontrak berjangka untuk kedua logam tersebut, meskipun likuiditas perdagangan masih jauh di bawah kontrak komoditas yang telah ditetapkan.
Permintaan mineral baterai berkembang pesat karena industri otomotif global mempercepat transformasi ke arah kendaraan listrik, sehingga memicu perubahan harga yang besar. Indeks global untuk harga lithium naik lebih dari empat kali lipat pada tahun lalu, sementara lithium karbonat China baru saja mencapai rekor baru minggu lalu.
Sementara lonjakan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memicu seruan untuk transparansi yang lebih besar dalam penetapan harga. Analis menyebut kontrak berjangka komoditas sejauh ini cukup sulit mendapatkan daya tarik.
Salah satunya disebabkan oleh ketergantungan yang lebih besar pada penawaran pasokan jangka panjang yang membatasi perdagangan spot. "Dalam kasus lithium, penambang dan konverter lithium sering mengikat volume mereka ke kontrak jangka panjang," kata analis di S&P Global Commodity Insights, Leah Chen, dilansir Bloomberg, Senin (26/9/2022).
SGX meluncurkan empat kontrak pada Senin ini yaitu lithium karbonat dan lithium hidroksida tingkat baterai, ditambah logam kobalt dan kobalt hidroksida. Lonjakan harga bahan baku menyebabkan meningkatnya biaya baterai dan mengancam laju adopsi EV.
Pembuat mobil dan produsen baterai telah berusaha untuk mengunci pasokan mineral di masa depan di tengah kekhawatiran kekurangan yang semakin dalam. Itu termasuk kesepakatan offtake dan kemitraan pasokan multi-tahun antara perusahaan hulu dan hilir.
"Manfaat dari kontrak berjangka ini bagi para penambang adalah semakin menghasilkan investasi ekuitas langsung dalam operasi ekstraksi. Selama pasar spot itu tetap menjadi minoritas bahan yang diperdagangkan, likuiditas akan membatasi potensi perdagangan berjangka," kata analis senior di CRU Group, Martin Jackson.