Kamis 29 Sep 2022 08:38 WIB

Lima Pantangan di Jawa yang Tersirat dalam Film Jagat Arwah

Orang Jawa percaya, burung gagak yang terbang di sekitar rumah adalah pertanda buruk.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Film Jagat Arwah suguhkan genre horor dengan cara berbeda. (ilustrasi)
Foto: Visinema Pictures
Film Jagat Arwah suguhkan genre horor dengan cara berbeda. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Jagat Arwah menawarkan atmosfer klenik yang diberi sentuhan fantasi. Beberapa di antaranya menyiratkan sejumlah pantangan yang bila diabaikan konon dapat menyebabkan malapetaka.

Apa saja lima pantangan di Jawa yang tersirat dalam film Jagat Arwah? Berikut daftarnya, dikutip dari siaran resmi Visinema, Rabu (28/9/2022):

Baca Juga

1. Ora rukun marang wong tuo (tidak rukun dengan orang tua)

Hubungan karakter Raga (diperankan oleh Ari Irham) dengan ayahnya, Sukmo (Kiki Narendra) digambarkan penuh ketegangan dan tidak harmonis. Keduanya memiliki masalah komunikasi yang fatal hingga ciptakan perang dingin selama bertahun-tahun. Mengacu pada salah satu mitos di Jawa, apabila sang anak mengabaikan kondisi yang buruk dengan orang tuanya, ia berpeluang mendapatkan masalah di masa mendatang.

2. Mangan ndisiki wong tuo (makan mendahului orang tua)

Masih seputar hubungan Raga dan sang ayah, orang-orang Jawa juga sangat mementingkan etika bahkan sampai di ranah dapur. Mereka percaya makan mendahului orang tua juga miliki konsekuensi tersendiri.

3. Keluar rumah larut malam diculik makhluk halus

Dalam film Jagat Arwah, Raga sering kali pulang ke rumah larut malam setelah sibuk latihan band. Sesuai pantangan nenek-kakek terdahulu, berkeliaran lewat Maghrib bisa diculik oleh makhluk halus. Dalam film Jagat Arwah, Raga diikuti oleh salah satu arwah gentayangan di dekat tempat tinggalnya, dengan lokasi syuting di Kaliangkrik.

4. Burung gagak pertanda buruk

Orang-orang Jawa percaya bahwa burung gagak yang berkeliaran di sekitar rumah merupakan pertanda buruk. Selain itu, kicau burung pipit juga mengindikasikan hal serupa, tepatnya menjadi pertanda akan segera datangnya berita yang menyedihkan. Meski tidak eksplisit, film Jagat Arwah menyelipkan beragam pertanda sebelum hal buruk tiba.

5. Bersiul malam hari bisa mengundang kuntilanak

Tokoh Kuntilanak (Sheila Dara) merupakan salah satu arwah yang memegang peranan penting dalam cerita Jagat Arwah. Bedanya, tanpa bersiul, Raga sudah memiliki keterikatan sendiri dengan Kunti yang berkaitan dengan masa lalu mereka. Hal ini sering diasosiasikan sebagai wejangan bagi seseorang untuk tidak menyebabkan keributan pada malam hari.i

Jagat Arwah menceritakan kematian Sukmo (Kiki Narendra) secara mendadak dan mencurigakan. Raga (Ari Irham), putra dari Sukmo, menelusuri kehidupannya yang penuh hal mistis. Termasuk kenyataan bahwa ia merupakan keturunan penyeimbang Jagat Arwah sekaligus Jagat Manusia yang bergelar Aditya ke-7. Mimpi jadi anak band terkenal harus ia pertaruhkan demi melanggengkan tradisi keluarganya.

Dibantu pamannya, Pak Lik Jaya (Oka Antara), Raga berusaha mengendalikan kekuatan di dalam dirinya dan bertemu dengan arwah-arwah yang masih memiliki hubungan dengannya di perjalanan yakni Noni (Cinta Laura), Kunti (Sheila Dara), dan Genderuwo (Ganindra Bimo).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement