Ahad 02 Oct 2022 14:07 WIB

Peristiwa Kanjuruhan Disebut Lebih Mengerikan dari Tragedi Heysel dan Hillsborough

Ratusan nyawa melayang dalam tragedi Kanjuruhan.

Rep: Fredikus Dominggus Edi Bata/ Red: Muhammad Hafil
Foto tangkapan layar twitter suasana tribun penonton yang tersaput asap gas air mata Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10). 129 penonton tewas akibat sesak nafas dan terinjak massa pada tragedi ini.
Foto: Tangkapan layar
Foto tangkapan layar twitter suasana tribun penonton yang tersaput asap gas air mata Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10). 129 penonton tewas akibat sesak nafas dan terinjak massa pada tragedi ini.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia berduka. Sepak bola tanah air kembali memakan korban.

Ratusan manusia kehilangan nyawa di Malang, Jawa Timur. Ini setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya. Singo Edan kalah 2-3 dari Bajul Ijo di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. 

Baca Juga

Lantaran kecewa, penggemar tuan rumah memasuki lapangan. Kemudian, terjadi kekacauan yang sulit diredam. Polisi sampai menembakkan gas air mata.

Hingga Ahad (2/10/2022) siang WIB, jumlah korban sudah menyentuh angka 130 jiwa. Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali sampai menyebut insiden ini sebagai tragedi terdahsyat di dunia si kulit bundar. 

"Ini bahkan melebihi Tragey Heysel pada 29 Mei 1985, final Liga Champions (European CUp) antara Liverpool vs Juventus," kata Akmal dalam pesan singkat kepada Republika.

Ia menjelaskan, peristiwa berdarah di Stadion Heysel, tiga dekade lalu, mengakibatkan 39 orang meninggal. Itu salah satu momen kelam di jagat si kulit bundar. Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) lantas membuat keputusan, dua hari berselang.

"UEFA beriskap tegas pada 31 Mei 1985 dengan menghukum klub Inggris untuk tidak beraktivitas di kompetisi Eropa selama lima tahun," ujar Akmal.

Ia juga menyinggung tragedi Hillsborough. Kejadian memilukan lainnya juga pernah terjadi di stadion di daerah Sheffield, Inggris itu. Tepatnya pada 15 April 1989. 

Saat itu, berlangsung pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool vs Nottingham Forest. Membludaknya penonton turut menjadi penyebab banyak korban berjatuhan.

Akmal melanjutkan, setelahnya Asosiasi sepak bola Inggris (FA) tak tinggal diam. FA membuat regulasi yang mengatur kemanan semua pihak, terutama penonton, saat hadir di arena.

"Regulasi yang mengatur soal suporter, dan sampai sekarang, Liga Inggris menjadi yang terbak karena punya regulasi itu. Ini yang tidak dimiliki PSSI," ujarnya.

Akmal mendesak agar kompetisi sepak bola dihentikan sementara. Tepatnya sampai adanya keputusan dari tim pencari fakta yang mengivestigasi kasus ini. Ia berharap jika memang ada tim khusus yang terbentuk, harus terdiri dari berbagai stageholder seperti pemerintah, PSSI, Kepolisian, Komnasham, dan berbagai LSM terkait.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement