Senin 03 Oct 2022 00:23 WIB

Kecam Tragedi Kanjuruhan, Partai Buruh Tuntut Pihak-Pihak Terkait Bertanggungjawab

Aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih dipenuhi penonton.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang suporter menyalakan lilin dalam aksi keprihatinan Tragedi Stadion Kanjuruhan di depan Kantor Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Jakarta, Ahad (2/10/2022). Aksi gabungan dari sejumlah kelompok suporter lintas klub sepak bola tersebut menuntut pemerintah dan aparat hukum mengusut tuntas secara adil dan menghukum semua yang bertanggung jawab atas kasus kerusuhan usai pertandingan Arema lawan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Seorang suporter menyalakan lilin dalam aksi keprihatinan Tragedi Stadion Kanjuruhan di depan Kantor Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Jakarta, Ahad (2/10/2022). Aksi gabungan dari sejumlah kelompok suporter lintas klub sepak bola tersebut menuntut pemerintah dan aparat hukum mengusut tuntas secara adil dan menghukum semua yang bertanggung jawab atas kasus kerusuhan usai pertandingan Arema lawan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Partai Buruh menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Partai Buruh menilai ada kesalahan prosedur dalam menangani para suporter yang kecewa atas hasil pertandingan. 

“Untuk itu kami mengecam tindakan tidak professional yang menyebabkan tragedi kemanusiaan hilangnya ratusan nyawa,” tegas Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (2/10).

Baca Juga

Lanjut Said Iqbal, berdasarkan informasi yang diterimanya, terdapat suporter Arema Malang memasuki lapangan dan kemudian dilakukan tindakan oleh aparat. Ketika situasi suporter makin banyak ke lapangan, justru aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih banyak dipenuhi penonton.

Karena itu, Said Iqbal, mendesak Kapolri agar mencopot Kapolres Malang akibat adanya dugaan kesalahan prosedur dalam mengatasai kericuhan di Kanjuruhan, Malang. Selain itu, Partai Buruh juga meminta agar Bupati Malang mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral karena kejadian ini terjadi di wilayahnya.

“Mendesak agar kasus ini diambil alih oleh Mabes Polri untuk dilakukan pengusutan secara tuntas dan memberikan hukuman (baik pidana maupun perdata) kepada para pihak yang bertanggungjawab tehadap tragedi kemanusiaan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar Said Iqbal. 

Selain itu, Said Iqbal juga meminta PSSI menghentikan pertandingan Liga I sampai pengusutan tragedi kemanusiaan ini dilakukan secara tuntas. PSSI juga harus berjanji dan memastikan agar kasus serupa tidak terulang kembali dengan memperbaiki sistem dan prosedur serta pengamanan pertandingan sepak bola.

“Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang di rumah masing-masing.  Menyerukan budaya sepakbola yang sehat, sportif, dan tanpa kekerasan di kalangan penggemar sepak bola,” tutup Said Iqbal. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement