REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden RI Kelima Prof.Dr (HC) Megawati Soekarnoputri menjelaskan, Indonesia harus membangun kekuatan pertahanannya atas cara pandang geopolitik. Untuk itu, Megawati mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak tiga matra angkatan di TNI untuk duduk bersama membahas bagaimana postur pertahanan RI ke depan, dikaitkan dengan cara pandang geopolitik.
"Negara kita adalah negara archipelago terdiri dari kepulauan dan laut yang menutupi kita menjadi sebuah perekat dari negeri kita. Saya juga bilang sama Pak Jokowi. Pak Jokowi, sistem pertahanan kita kok istilahnya maju mundur. Siapa yang sebenarnya yang utama?" kata Megawati, dalam keterangan pers, Selasa (4/10/2022).
Oleh karena itu, Megawati mengusulkan Presiden Jokowi untuk mengajak tiga matra TNI membahasnya. "Kalau saya minta, kumpulkan semua. Ini yang namanya gotong royong, musyawarah untuk mufakat. Bagaimana untuk masa depan pertahanan kita," sebut Megawati.
Megawati mengurai peran dan sejarah tiap angkatan yang sama pentingnya. Namun untuk postur pertahanan TNI ke depan, sebaiknya perlu dibahas lebih mendalam secara bersama di bawah arahan Presiden Jokowi dengan mengingat Indonesia negara archipelago.
Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri saat memberikan kuliah umum di Seskoal, Selasa (4/10/2022). Dia datang bersama Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Dr.Hasto Kristiyanto, dan disambut jajatan AL yang dipimpin Kepala Staf Laksamana (TNI) Yudo Margono.
Usai kuliah, Megawati ditanya kembali oleh wartawan mengenai hal itu. Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu mengatakan sebaiknya kelanjutannya dipertanyakan kepada Presiden Jokowi.
“Itukan sudah jelas. Tiga matra, panglima, dan semua yang ada hubungannya dengan pertahanan RI. Jangan saya yang disuruh jelaskan, ya presiden,” kata Megawati.
Megawati, saat sesi kuliah, juga sempat berbicara panjang soal persoalan geopolitik dunia saat ini seperti perang Rusia-Ukarina; konflik di Timur Tengah; ketegangan di Semenanjung Korea; dan juga persoalan di Laut Cina Selatan.
Menurutnya, dengan melihat berbagai perspektif ancaman, pertanyaan mendasarnya, sudahkan kekuatan pertahanan Indonesia siap di dalam menghadapi berbagai persoalan geopolitik tersebut. Dan pada saat bersamaan memiliki kekuatan pertahanan yang handal di dalam mewujudkan perdamaian dunia.