Selasa 04 Oct 2022 23:15 WIB

Australia Sisihkan 30 Persen Lahan Daratannya untuk Konservasi

Australia menyisihkan lahan untuk konservasi demi jaga kelestarian flora dan fauna.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Australia menyisihkan lahan untuk konservasi demi jaga kelestarian flora dan fauna.
Foto: ABC
Australia menyisihkan lahan untuk konservasi demi jaga kelestarian flora dan fauna.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Menteri Lingkungan Australia Tanya Plibersek mengatakan Negeri Kanguru akan sisihkan lahan setidaknya 30 persen dari total luas daratannya untuk konservasi. Tujuannya untuk melindungi flora dan fauna di benua yang terkenal karena spesiesnya tidak ditemukan di tempat lain.

Data lima tahunan yang dirilis pemerintah bulan Juli lalu menunjukkan Australia kehilangan spesies mamalia lebih banyak dibandingkan benua-benua lain. Australia menjadi salah satu negara dengan tingkat kepunahan spesies tertinggi di antara negara-negara terkaya di dunia.

Baca Juga

Laporan itu menunjukkan semakin banyak jumlah spesies yang masuk status terancam punah. Resiko terancam punah naik 8 persen dibandingkan laporan yang dirilis 2016 lalu.

"Diperlukan tindakan untuk melindungi flora, fauna dan ekosistem dari kepunahan yang sangat besar," kata  Plibersek dalam pernyataanya, dikutip reuters, Selasa (4/10/2022).

Plibersek menangatakan dengan memprioritaskan 110 spesies dan 20 tempat, lahan untuk konservasi dinaikan sebanyak 50 juta hektar. Rencana 10 tahun ini akan ditinjau kembali pada 2027.

Pemerintah Partai Buruh yang baru terpilih menjanjikan anggaran sebesar 224,5 juta dolar Australia atau 140 juta dolar AS untuk membantu melindungi flora dan fauna Australia yang terancam punah.

Australia merupakan negara dengan daratan terbesar keenam di dunia. Negara itu memiliki berbagai satwa unik seperti koala dan platypus tapi kini jumlahnya semakin sedikit karena bencana alam dan gangguan manusia pada habitat mereka.

Bulan Februari lalu Koala yang sebagian besar tinggal di bagian timur Australia berstatus terancam punah. Setelah pakar memperkirakan Australia kehilangan 30 persen koala dalam empat tahun terakhir.

Akhir-akhir ini Australia dilanda cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan parah tahun 2019 dan 2020 yang menewaskan 33 orang, miliaran hewan dan membakar lahan yang hampir seluas Jerman.

Lembaga konservasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) menyambut baik upaya pemerintah. Tapi mereka memperingatkan agar Australia bertindak lebih jauh lagi dan berinvestasi pada rencana pemulihan dengan tenggat waktu pada spesies yang terancam punah.

"Australia memiliki lebih dari 1.900 daftar spesies yang terancam punah, rencana ini memilih 110 pemenang, tidak jelas bagaimana akan membantu spesies 'non-prioritas' yang terancam punah lainnya," kata kepala konservasi WWF Australia Rachel Lowry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement