Kamis 06 Oct 2022 08:05 WIB

Biasa Jadi Protagonis, Naysilla Mirdad Dituntut Berkata-kata Kasar di Film Inang

Naysilla Mirdad belajar melontarkan kata-kata kasar untuk perannya di film Inang.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Aktris Naysilla Mirdad hadir di konferensi pers film Inang di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (5/10/2022). Nay memerankan karakter Wulan di film Inang.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Aktris Naysilla Mirdad hadir di konferensi pers film Inang di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (5/10/2022). Nay memerankan karakter Wulan di film Inang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Naysilla Mirdad yang kerap berperan sebagai protagonis berhati lembut harus mengubah karakternya dalam film Inang. Berperan sebagai Wulan yang merupakan gadis sebatang kara yang hidup di lingkungan Jakarta yang keras, ia harus belajar melontarkan kata-kata kasar.

"Aku banyak ngomong kasar dan puas banget sih. Karena kalau dalam sehari-hari, aku nggak biasa ngomong kayak gitu, terus tiba-tiba dapat peran yang ngomong kata-kata anj*ng, enak aja," ungkap Naysilla saat ditemui awak media usai press screening film Inang di XXI Epicentrum Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga

Naysilla juga mengaku senang karena mendapat dukungan dari ibunya, Lydia Kandou, untuk bisa mendalami ucapan itu. Lydia juga kebagian peran di film Inang.

"Jadi aku benar-benar nikmatin, apalagi nggak dimarahin dan ditegor Mama. Justru kata Mama banyakin aja, oke nih didukung," kata Naysilla.

Sang sutradara Fajar Nugros memang mempertemukan ibu dan anak ini dalam satu film, namun mereka dibuat justru terlihat tampak memiliki jurang yang jauh seperti orang tak kenal. Lydia yang berperan sebagai Eva justru menjadi ibu dari Bergas yang diperankan oleh Dimas Anggara.

Tidak hanya Naysilla saja, Dimas pun di sini dituntut harus melontarkan kata kasar berbahasa Inggris yang intensitasnya cukup sering. Dalam Inang, Wulan yang bekerja sebagai kasir di supermarket dikisahkan hamil di luar nikah dan kekasihnya, Bergas, tidak mau bertanggung jawab.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement