REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) memperingatkan pemindahan kapal induk oleh Amerika Serikat (AS) di dekat Semenanjung Korea menyebabkan percikan negatif yang sangat besar dalam keamanan regional. Negara itu menanggapi dengan uji coba rudalnya baru-baru ini sebagai reaksi yang benar terhadap intimidasi latihan militer yang dilakukan AS, Korea Selatan, dan Jepang.
"Penempatan kembali Reagan adalah sebuah peristiwa percikan negatif yang sangat besar terhadap situasi regional," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, Sabtu (8/10/2022).
Pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Utara muncul sehari setelah kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan memulai babak baru latihan angkatan laut dengan kapal perang Korea Selatan di lepas pantai timur semenanjung itu. Reagan dan kelompok tempurnya kembali ke daerah itu setelah Korea Utara menembakkan rudal yang kuat di atas wilayah Jepang awal pekan. Uji coba rudal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes pelatihan kelompok kapal induk sebelumnya dengan Korea Selatan.
“Angkatan bersenjata (Korea Utara) secara serius mendekati perkembangan situasi saat ini yang sangat mengkhawatirkan," ujar pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara.
Juru bicara tersebut juga menyebut kembalinya Reagan sebagai semacam gertakan militer untuk mengeluarkan peringatan atas reaksi benar yang diambil oleh Pyongyang terhadap latihan militer gabungan Washington dan Seoul. Kedua negara dinilai melakukan latihan militer sangat provokatif dan mengancam.
Korea Utara menganggap latihan militer AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan sangat sensitif jika latihan tersebut melibatkan aset strategis AS seperti kapal induk. Pyongyang berargumen bahwa pihaknya terpaksa mengejar program senjata nuklir untuk mengatasi ancaman nuklir Washington.
Pejabat AS dan Korea Selatan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak berniat menyerang Korea Utara. Latihan terbaru kelompok kapal induk Reagan dengan angkatan laut Korea Selatan berakhir pada Sabtu (8/10/2022).
Dalam dua minggu terakhir, Korea Utara telah menembakkan 10 rudal balistik ke laut dalam lima peristiwa peluncuran, menambah kecepatan uji coba senjata yang memecahkan rekor tahun ini. Uji coba senjata baru-baru ini termasuk rudal berkemampuan nuklir yang terbang di atas wilayah Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun dan menunjukkan jangkauan untuk menyerang wilayah Pasifik AS di Guam dan sekitarnya.
Awal tahun ini, Korea Utara juga menguji coba rudal balistik berkemampuan nuklir lainnya yang menempatkan daratan AS dan sekutunya Korea Selatan serta Jepang dalam jarak serang. Serangkaian uji coba Korea Utara ini menunjukkan sikap Kim Jong-un yang tidak berniat melanjutkan diplomasi dengan AS.
Pemimpin Korea Utara itu terlihat ingin fokus pada perluasan persenjataan senjatanya. Meski beberapa ahli mengatakan, Kim pada akhirnya akan bertujuan untuk menggunakan program nuklirnya yang canggih untuk merebut konsesi luar yang lebih besar, seperti pengakuan Korea Utara sebagai negara nuklir yang sah yang dinilai sangat penting untuk mencabut sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melumpuhkan terhadap negaranya.
Pejabat Seoul baru-baru ini mengatakan Pyongyang juga siap untuk menguji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar cair dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Korea Utara juga diduga sedang mempertahankan kesiapan untuk melakukan uji coba nuklir bawah tanah pertamanya sejak 2017.