Kamis 13 Oct 2022 10:31 WIB

Soal Penyebutan Provokatif, Jazuli:  Imbau Masyarakat tak Memulai Polarisasi

Idiom-idiom provokatif bisa membawa masyarakat pada polarisasi politik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Fraksi PKS di DPR RI Jazuli Juwaini
Foto: Istimewa
Ketua Fraksi PKS di DPR RI Jazuli Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, menyoroti soal kemunculan penyebutan yang dinilai provokatif. Dia meminta, semua pihak untuk tidak membawa idiom-idiom yang bisa membawa masyarakat pada polarisasi politik seperti yang sudah-sudah terjadi.

"Jangan memulai polarisasi dengan sebutan atau idiom yang provokatif semacam nasdrun. Dulu sebutan kadrun juga disematkan pihak lain, terutama para buzzer politik, sehingga menimbulkan polarisasi yang sangat merugikan bangsa ini," kata Jazuli dalam keterangannya.

Dia berpesan, agar masyarakat dewasa dalam berkontestasi politik. Elit politik jangan memberi contoh tidak baik sehingga membawa perdebatan yang tidak produktif dalam berdemokrasi.

"Perbedaan pilihan dalam demokrasi itu biasa saja. Apalagi kita masyarakat majemuk. Maka harus disikapi secara dewasa jangan munculkan narasi yang pecah belah karena kita sudah sepakat menghargai Kebhinekaan," ujarnya.

Jazuli mengajak, masyarakat untuk mengisi kontestasi politik dengan gagasan yang mencerdaskan bangsa. Tunjukkan kualitas dan kapabilitas, narasi positif dan prestasi, sehingga demokrasi kita makin bernas dan cerdas. "Kita butuh calon pemimpin yang berkualitas," tegasnya. 

Karenanya, yang berlatar kepala daerah silakan ceritakan program unggulannya dalam memimpin daerah. Yang berlatar menteri silakan tunjukkan capaiannya dalam memajukan sektor kementeriannya. Yang berlatar pimpinan lembaga negara tunjukkan kemampuan dalam memajukan lembaganya. 

"Jangan ditarik-tarik pada polarisasi yang memecah belah bangsa," tutur Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement