REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah penderita kanker paru saat ini sangat memprihatinkan. Di tengah pandemi Covid-19, penderita kanker menjadi sangat riskan tertular virus.
Di Indonesia kanker paru merupakan salah satu kanker dengan jumlah kasus terbesar setelah kanker serviks dan kanker payudara. Data dunia menunjukkan kanker paru terbesar nomor satu dibandingkan jenis kanker yang lainnya, yaitu sebanyak 2.093.876 kasus.
Beberapa faktor yang memengaruhi dan menjadikan risiko yang tidak dapat dikendalikan di antaranya usia, jenis kelamin, genetik. Sedangkan beberapa faktor yang dapat dikendalikan seperti merokok, radon atau gas radioaktif yang dilepaskan secara normal dari peluruhan uranium, thorium, dan radium dalam batu dan tanah, selanjutnya polutan dari dalam dan polutan di luar penyakit paru kronik juga karsinogen di lingkungan kerja.
Penelitian yang dilakukan dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengambil sampel penderita kanker paru-paru menggunakan data sekunder dari Stefan Aeberhard dengan jumlah contoh sebanyak 32 orang dan jumlah atribut sebanyak 57 buah, satu buah atribut class label dan 56 atribut berupa nominal integer dengan batasan antara 0-3.
Dikarenakan dataset berupa nominal maka dilakukanlah sebuah pengujian dengan menggunakan Regularized Discriminant Analysis (RDA). RDA merupakan salah satu metode yang dapat menganalisis diskriminan yang digunakan untuk menentukan variabel dengan membedakan dua atau lebih kelompok yang terjadi secara alami.
Dataset yang telah dikumpulkan diuji dengan menggunakan Regularized Discriminant Analysis di mana The Regularized Discriminant Analysis (RDA) adalah generalisasi dari the Linear Discriminant Analysis (LDA) dan the Quadratic Discreminant Analysis (QDA). Adanya penelitian ini membuktikan bahwa class 1 mempunyai peluang yang lebih besar terkena kanker paru dan class 3 mempunyai peluang paling kecil terkena kanker paru.
Kesimpulan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dataset berupa kanker paru dengan jumlah contoh sebanyak 32 pasien dan jumlah atribut sebanyak 57 buah dengan satu buah berupa class label dan 56 buah berupa atribut. Dengan nilai akurasi sebesar 60% dapat dipastikan jenis kanker paru yang diderita pasien dapat mempermudah dalam penanganan dan pengobatan.
Penulis : Evy Priyanti, Dosen Program Studi Sistem Informasi Akuntansi, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas BSI.