Selasa 18 Oct 2022 23:45 WIB

Abdul Mu'ti Ingin Muktamar ke-48 Muhammadiyah Bersih dari Intrik

Muktamar harus dirayakan dengan gembira dan pemilihan dilakukan secara suka cita.

Peserta jalan sehat Gebyar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 ‘tumplek’ di halaman gedug setda serta DPRD Provinsi Jawa tengah, di Semarang, Ahad (11/9). jalan sehat yang dibuka Gubernur Jawa Tengah dan juga dilaksanakan serentak di seluruh PDM di 35 kabupaten/ kota ini diikuti total tak kurang 517.000 peserta. Abdul Mu'ti Ingin Muktamar ke-48 Muhammadiyah Bersih dari Intrik
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Peserta jalan sehat Gebyar Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 ‘tumplek’ di halaman gedug setda serta DPRD Provinsi Jawa tengah, di Semarang, Ahad (11/9). jalan sehat yang dibuka Gubernur Jawa Tengah dan juga dilaksanakan serentak di seluruh PDM di 35 kabupaten/ kota ini diikuti total tak kurang 517.000 peserta. Abdul Mu'ti Ingin Muktamar ke-48 Muhammadiyah Bersih dari Intrik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ProfAbdul Mu'ti ingin penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung pada 18-20 November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah, menjadi muktamar yang bersih.

"Muktamar yang bersih. Pertama bersih lingkungan. Jangan sampailah Muktamar Muhammadiyah ini kemudian meninggalkan sampah, apalagi sampah yang berbahaya," ujar Mu'ti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga

Kedua, Mu'ti berharap muktamar ini bersih dari politik uang (money politic). Menurutnya, politik uang sudah seperti adagium pada pemilihan-pemilihan level tertentu, orang berebut untuk bisa memimpin dengan berbagai macam cara.

Namun bagi Muhammadiyah, muktamar harus dirayakan dengan gembira, pemilihan dilakukan secara suka cita. "Di pemilihan-pemilihan level tertentu ada ungkapan maju tak gentar membela yang bayar, nah Muhammadiyah tidak boleh begitu. Kita jadikan muktamar ini muktamar yang bersih dari money politic," ujar Mu'ti.

Ketiga, Mu'ti berharap Muktamar ini juga bersih dari intrik. Pasalnya, di era media sosial seperti sekarang, produksi berita palsu, kecurigaan, dan fitnah begitu mudah terjadi untuk menyerang seseorang demi kepentingan segelintir pihak.

"Kalau sekarang itu orang gibahnya lewat WA. Bayangkan jika satu orang WA-nya punya 10 grup, 1 grup isinya 250 orang, itu menebar kebohongan ke 2.500 orang. Itu dosanya murakab. Oleh karena itu maka kita jadikan muktamar ini muktamar yang bersih dari intrik," katanya.

Terakhir, mengingat suasana perhelatan Pemilu yang sudah terasa tajam kendati masih jauh, Mu'ti berharap warga Muhammadiyah tidak bersikap gampang bingung, gampang kagum, dan gampang kecewa. Warga Muhammadiyah, kata dia, harus cerdas dan mengutamakan tabayun.

"Ciri dari orang cerdas itu tidak gumunan, tidak gampang bingung. Baca kembali fikih informasi yang diterbitkan PP Muhammadiyah yang sayangnya oleh sebagian warga Muhammadiyah ini malah tidak dibaca. Nah inilah yang saya kira penting kita bangun soliditas organisasi," kata Mu'ti.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement