Kamis 20 Oct 2022 07:15 WIB

Kedubes: Iran Tegaskan Kematian Mahsa Amini Bukan Akibat Kekerasan

Amini memiliki jejak rekam penyakit otak.

Red: Friska Yolandha
Simi Mohajer, tengah, berpartisipasi dalam rapat umum menyerukan perubahan rezim di Iran setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh
Foto: AP Photo/Cliff Owen
Simi Mohajer, tengah, berpartisipasi dalam rapat umum menyerukan perubahan rezim di Iran setelah kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta menegaskan bahwa kematian Mahsa Amini bukan akibat kekerasan ataupun pemukulan. Amini memiliki jejak rekam penyakit otak. Sehingga, gangguan otak menyebabkan Amini meninggal.

"Sebanyak 19 ahli spesialis kedokteran hadir di Iran dan melakukan penyelidikan," kata Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Azad di kediamannya, Jakarta, Rabu (19/10/2022) malam. 

Baca Juga

Pada tanggal 7 Oktober, Organisasi Kedokteran Forensik Iran menjelaskan bahwa kematian Amini bukan pukulan di kepala atau organ vital dan anggota tubuh, melainkan akibat hipoksia serebral. Ini merupakan gangguan irama jantung mendadak, penurunan tekanan darah, dan kehilangan kesadaran serta kekurangan oksigen ke otak.

Sebelum investigasi dan penyelidikan, kata dia, media mainstream dari Amerika hingga Eropa memberitakan bahwa telah terjadi kekerasan atau pemukulan. Mereka menyampaikan sebelum investigasi apa pun.