Senin 24 Oct 2022 12:54 WIB

China Kembali Berlakukan Pembatasan Covid-19 di Guangzhou

Guangzhou melaporkan 69 infeksi baru Covid-19

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
China berlakukan pembatasan lagi setelah Guangzhou melaporkan 69 infeksi baru Covid-19 pada Ahad (23/10/2022).
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
China berlakukan pembatasan lagi setelah Guangzhou melaporkan 69 infeksi baru Covid-19 pada Ahad (23/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China menangguhkan sekolah tatap muka dan makan di restoran di sebuah distrik di pusat kota Guangzhou pada Senin (24/10/2022). Pembatasan ini diberlakukan setelah Guangzhou melaporkan 69 infeksi baru Covid-19 pada Ahad (23/10/2022).

Dilansir laman Strait Times, semua sekolah dasar dan menengah di distrik Haizhu akan menghentikan pembelajaran tatap muka mulai hari ini. Distrik tersebut berpenduduk 10 persen dari total 19 juta orang di China selatan.

Pembatasan baru di Haizhu diberlakukan lebih dari seminggu setelah distrik Huadu menutup tempat hiburan dan sekolah. Sementara distrik kecil lain melonggarkan pembatasan pada Ahad dan sebagian besar daerah tetap tunduk pada tindakan pengendalian.

Pembatasan terbaru juga bertepatan dengan berakhirnya kongres Partai Komunis sekali dalam lima tahun. Presiden Xi Jinping memperkuat kebenaran kebijakan Covid-Zero-nya namun memberikan beberapa indikator tentang bagaimana strategi tersebut dapat efektif ke depannya.

Penunjukannya atas Li Qiang, sekutu dekat yang mengawasi penguncian dua bulan Shanghai awal tahun ini, menjadi No. 2 di Komite Tetap tertinggi Politbiro juga telah mengaburkan prospek pelonggaran kebijakan virus. Li pada awalnya mengambil pendekatan lebih ringan terhadap kebijakan ketat Covid-Zero China. Namun lonjakan kasus di Shanghai mendorongnya untuk menutup kota yang menimbulkan penyusutan ekonomi hampir 14 persen di kuartal kedua.

Menurut para analis Goldman Sachs Group, termasuk Andrew Tilton, kongres partai tidak akan menjadi kesempatan untuk perubahan kebijakan besar seperti relaksasi bertahap Covid-Zero yang diperkirakan akan dimulai pada kuartal kedua 2023. "Implementasi kebijakan bisa lebih efisien, dengan isu-isu terkait personel terkait peran partai diselesaikan," katanya dalam sebuah laporan.

Secara nasional, China melaporkan 919 infeksi lokal baru, tertinggi sejak 14 Oktober. Wilayah barat laut Xinjiang masih menyumbang sebagian besar kasus di negara itu bahkan ketika penghitungan berkurang dari level tertinggi baru-baru ini. Ibu kota provinsi Shaanxi, Xi'an melaporkan 51 kasus.  Xi'an menutup kotanya pekan lalu untuk menghindari penyebaran virus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement