Senin 24 Oct 2022 13:01 WIB

IDAI Aceh: 29 Anak Derita Gagal Ginjal Akut, 22 Penderita Meninggal

Pasien gagal ginjal akut paling banyak dari Banda Aceh dan Aceh Tengah

Red: Nur Aini
Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut ilustrasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh mengemukakan bahwa sebanyak 29 anak di provinsi paling barat Indonesia itu menderita gagal ginjal akut.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut ilustrasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh mengemukakan bahwa sebanyak 29 anak di provinsi paling barat Indonesia itu menderita gagal ginjal akut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh mengemukakan bahwa sebanyak 29 anak di provinsi paling barat Indonesia itu menderita gagal ginjal akut. Sebanyak 22 penderita di antaranya telah meninggal dunia.

"Saat ini ada 29 anak gagal ginjal akut. Pasien paling banyak dari Banda Aceh dan Aceh Tengah," kata Ketua IDAI Cabang Aceh dr Syafruddin Haris,SpA (K) di Banda Aceh, Senin (24/10/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan gagal ginjal akut mulai terdeteksi di wilayah "Tanah Rencong" itu sejak Juli 2022, kemudian peningkatan kasus terus terjadi hingga sekarang. Umumnya, lanjut dia, penyakit gagal ginjal akut terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Di Aceh, penderita paling banyak berusia antara 1-2 tahun.

Tingkat kematian penderita anak gagal ginjal akut di Aceh cukup tinggi. Hal itu diakibatkan karena pasien yang dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh sudah dalam kondisi parah."Kasus berat ini bisa disebabkan akibat keterlambatan rujukan, biasanya sudah dirawat di rumah sakit swasta atau di kabupaten/kota," katanya.

Ia menambahkan umumnya anak penderita gagal ginjal anak di Aceh mengalami gejala yang sama, seperti berkurangnya jumlah urine pada anak yang tidak disadari oleh para orang tua.

"Perlu diwaspadai kepada anak usia di bawah 6 tahun, apalagi ditemukan pengurangan jumlah urine, atau sudah mulai sedikit urinenya, itu mesti segera mendatangi pelayanan kesehatan agar cepat tertangani," katanya.

Oleh sebab itu, IDAI mengimbau agar masyarakat terus menjaga kesehatan anak. Untuk sementara hindari penggunaan obat sirup, yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab penyakit itu.

"Sementara waktu tidak membeli obat sendiri di apotek, terutama obat-obat sirup. Apabila ada orang tua yang anaknya sakit maka konsultasi ke fasilitas kesehatan atau dokter terdekat," kata Syafruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement