REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Nurul Badruttamam, menyampaikan, LD PBNU menilai bahwa semangat keberagamaan yang berkembang di tengah jamaah NU dan masyarakat Indonesia pada kurun terakhir ini menunjukkan bahwa sipirit religiusitas menjadi hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan mendapatkan posisi utama di tengah gempuran arus informasi yang serba bebas seiring berkembangnya teknologi informasi dan media sosial.
"Dengan pertumbuhan spirit keberagamaan semacam ini, membutuhkan peranan lebih besar dari para pendai, ustaz, kiai dan muballighin yang terwadahi dalam Lembaga Dakwah PBNU," kata Kiai Badruttamam kepada Republika, Kamis (27/10/2022).
Ia menambahkan, namun perlu juga dipahami bahwa arus besar informasi seiring berkembangnya media online dan digitalisasi di banyak aspek, menjadikan tema-tema dakwah dan orientasi dakwah pun mengalami pergeseran secara signifikan. Tema dan orientasi dakwah berkembang lebih universal dan lebih kosmopolit.
Ia mengatakan, maka orientasi dan materi dakwah tidak harus menyajikan ajaran keislaman yang senantiasa hanya persoalan hitam-putih ataupun halal-haram. Dakwah Nahdliyah dituntut untuk mampu menyajikan penerangan agama Islam secara proporsional yang tidak hanya bersifat ubudiyah, tetapi juga mengetengahkan tema-tema sosial, politik, ekonomi, kebangsaan, perdamaian, ataupun anti radikalisme dan anti terorisme.
"Sehingga, Islam tidak hanya terpenjara dalam ritual peribadatan, melainkan memberikan landasan etik bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Baik untuk jamaah NU, maupun publik Muslim lainnya, dalam lingkup nasional atau di kancah global," ujar Kiai Badruttamam.
Kiai Badruttamam mengingatkan, para dai dan mubaligh NU dituntut memberikan penjelasan atas problem-problem pada bidang-bidang tersebut, dengan memberikan solusi normatif dan menemukan alternatif “jalan keluar” dari problem yang ada. Di bidang sosial, para dai dan mubaligh NU hendaknya mengemukakan anomali-anomali sosial dan memberikan landasan-landasan agama untuk membentuk tatanan masyarakat yang lebih baik.
Di bidang politik, setidaknya ada mubaligh NU turut memberikan kesadaran politik (politic awareness) kepada jamaah dan umat supaya tidak lagi “dimanfaatkan” oleh kepentingan politisi pada saat perhelatan pemilu, namun ditinggalkan setelah terpilih. Dengan memiliki kesadaran politik, jamaah akan memiliki nilai tawar yang tinggi, termasuk menuntut para calon legislator mempunyai kepedulian kepada kemaslahatan umat dalam bentuknya yang nyata.
"Di bidang ekonomi, para dai dan mubaligh NU didorong mempunyai agenda khusus untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan jamaah, menginisiasi berdirinya institusi-institusi bisnis yang profitable, serta menjadi basis penguatan ekonomi jamaah," kata Kiai Badruttamam.
Kiai Badruttamam menegaskan, jika para dai dan mubaligh NU mempunyai konsen pada penguatan bidang ini, bukan tidak mungkin kebangkitan ekonomi jamaah bakal menguat dari basis-basis NU di setiap jenjang kepengurusannya.