REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Petugas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mengambil sampel darah dari keluarga balita warga Jatinegara Lio RT 03/04, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung bernama Haidar Nur Ali. Balita itu diduga meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.
Ibu kandung Haidar, Fatmy Yulinda (41 tahun), menjelaskan bahwa rumahnya telah didatangi petugas Puskesmas Kecamatan Cakung untuk mencari penyebab anaknya terkena gagal ginjal pada Rabu (26/10/2022) kemarin. "Dari puskesmas sudah kemarin ambil sampel darah. Indikasinya kencing tikus. Makanya dicek diambil sampel air keran dan air minum sama cek darah," kata Fatmy Yulinda di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Awalnya, anak bungsu dari Fatmy itu mengalami gejala diare sekitar akhir Juli 2022. "Awalnya anak saya diare tiba-tiba. Lagi sehat, lagi main-main gitu tiba-tiba diare. Malam pas habis main kok mencret, kita bawa dulu ke klinik untuk tindakan pertama, tapi tidak ada hasil," ujar Fatmy.
Kemudian, Fatmy membawa anaknya yang masih berusia satu tahun sembilan bulan tersebut ke Rumah Sakit Hermina Jatinegara untuk pengobatan lebih lanjut. Dia mengatakan, diare yang dialami anaknya sejak akhir Juli 2022 itu sempat berangsur pulih setelah dua minggu rawat jalan.
Akan tetapi, tak lama berselang, anaknya itu justru menunjukkan gejala batuk dan pilek. Fatmy pun kembali membawa Haidar ke rumah sakit untuk diberikan perawatan.
"Hari Senin saya bawa ke Hermina, tapi malamnya saya mandiin pipisnya sudah sedikit," tutur Fatmy.
Tiba di rumah sakit, dokter menyarankan Haidar untuk dirawat inap setelah dilakukan tes darah. Haidar pun dipasang alat bantu kateter, namun juga masih belum bisa buang air kecil.
Fatmy meminta agar anaknya dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun saat itu belum mendapatkan respons.
"Akhirnya coba ke Harapan Kita untuk rujukan dan Alhamdulillah direspons cuma minta persyaratan seperti PCR," ucap Fatmy.
Saat dirawat di Harapan Kita, Haidar ditangani sementara di ruang perawatan karena saat itu kondisi ICU telah penuh. "Dilihat kondisi anak tak mungkin untuk di ruang perawatan. Harus segera mungkin cuci darah. Cuma anak saya lagi kritis. Jam tujuh malam kita cuci darah dan kebetulan ada ICU kosong," kata Fatmy.
Baca juga : Jangan Panik, Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak
Dia melanjutkan bahwa anaknya tersebut kemudian koma hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya pada September 2022. "Saat itu sudah lepas ventilator, tapi paginya dipasang ventilator lagi. Mungkin dari situ dia sudah koma tidak ada respons sama sekali sampai dua minggu," ungkap Fatmy.
Fatmy menjelaskan selama menjalani pengobatan, anaknya itu sempat diberikan obat sirup dari pihak rumah sakit yang merawat Haidar. "Waktu berobat jalan ada dikasih sirup antibiotik. Kalau obat batuk, dia bubuk. Tapi sudah diperiksa dari Hermina aman semua," kata Fatmy.
Fatmy mengatakan, setelah kepergian anaknya itu, pihak Polres Metro Jakarta Timur juga telah datang memberikan bantuan.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Nikensari Koesrindartia belum memberikan jawaban ketika diminta konfirmasi terkait jumlah kasus gagal ginjal akut di wilayah Jakarta Timur.
Baca juga : BPOM Imbau Nakes Laporkan Efek Samping Obat ke Farmakovigilans
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Budi Sartono mengatakan pihaknya turun langsung untuk memberikan dukungan moral dan bantuan kepada keluarga korban gagal ginjal akut di wilayahnya. "Di setiap daerah sekarang memang ada merebak penyakit gagal ginjal akut, kami dari Kepolisian bekerjasama dengan Puskesmas mengecek sumber penyakitnya dari mana. Semoga kita bisa menemukan solusi," ujar Budi Sartono.
Kapolres juga berpesan kepada masyarakat untuk tak ragu menghubungi pihak Polres Metro Jakarta Timur apabila ada hal yang berkaitan dengan kasus gagal ginjal akut di wilayahnya masing-masing. "Di sini ada bagian pelayanan kesehatan. Serta bisa langsung ke Bhabinkamtibmas di wilayah," tutur Budi.