Sabtu 29 Oct 2022 07:10 WIB

PM Selandia Baru Perpanjang Kunjungan Antartika Akibat Pesawat Mogok

Ardern berada di Antartika sejak Rabu dengan waktu kunjungan 72 jam.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern melihat-lihat pondok Terra Nova Scott di Cape Evans di Antartika, Kamis, 27 Oktober 2022. Ardern minggu ini melakukan kunjungan langka oleh seorang pemimpin dunia ke Antartika. Dia melihat secara langsung penelitian tentang pemanasan global yang terjadi dan menandai peringatan 65 tahun Pangkalan Scott Selandia Baru, yang akan segera dihancurkan untuk memberi jalan bagi pangkalan baru
Foto: Mike Scott/NZ Herald/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern melihat-lihat pondok Terra Nova Scott di Cape Evans di Antartika, Kamis, 27 Oktober 2022. Ardern minggu ini melakukan kunjungan langka oleh seorang pemimpin dunia ke Antartika. Dia melihat secara langsung penelitian tentang pemanasan global yang terjadi dan menandai peringatan 65 tahun Pangkalan Scott Selandia Baru, yang akan segera dihancurkan untuk memberi jalan bagi pangkalan baru

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menghabiskan satu malam ekstra di stasiun penelitian Antartika pada Jumat (28/10/2022). Pesawat militer yang akan dia tumpangi untuk kembali ke Selandia Baru mogok.

Ardern telah berada di Antartika sejak Rabu (26/10/2022) dengan waktu  kunjungan selama 72 jam. Dia bertemu dengan para ilmuwan negara itu dan mengunjungi situs-situs sejarah penting sambil mempromosikan perlunya kerja sama di wilayah tersebut.

Baca Juga

Seorang juru bicara perdana menteri mengatakan pada Sabtu (29/10/2022), bahwa Ardern dan rombongannya akan kembali dengan pesawat militer C-13 Hercules Italia pada Sabtu. Dia terbang dengan pesawat militer Amerika Serikat ke Antartika setelah penerbangan pertamanya harus mundur di tengah kondisi cuaca buruk.

Selandia Baru adalah salah satu dari tujuh negara, termasuk Australia, Prancis dan Cili, yang memiliki klaim teritorial Antartika. Wilayah ini pun diakui Ardern merupakan titik kritis karena Selandia Baru memiliki Pangkalan Scott.

"(Antartika) menjadi wilayah yang semakin diperebutkan  yang mana seharusnya kami jaga dan lindungi integritasnya di dunia yang rentan terpecah belah," kata Ardern saat mengumumkan keberangkatannya.

Beberapa tahun terakhir Rusia dan China banyak berinvestasi meningkatkan kemampuan dan kehadiran di Antartika. Atas upaya itu, negara Barat meresponnya dengan langkah yang sama untuk mempertahankan kendalinya.

Pada awal tahun ini Australia mengumumkan akan menggelontorkan 804 juta dolar Australia untuk membeli drone dan helikopter dan membangun stasiun mobil untuk memperkuat kepentingannya di Antartika karena memiliki klaim terbesar di benua itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement