Ahad 30 Oct 2022 19:00 WIB

Cara Memaknai Rasa Syukut, Itulah Sederhana

Sederhana, segala sesuatu yang mengantarkan kesyukuran kepada Allah

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Taqwa / takwa (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Taqwa / takwa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar tasawuf, Ustaz Azka Fuady, menjelaskan, konsep sederhana dalam tasawuf itu adalah konsepnya Rasulullah. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang hidup dengan sederhana. Ustaz Azka menjelaskan, Rasulullah SAW pernah mendapatkan pajak yang kala itu memenuhi Masjid Nabawi. Pajaknya berupa emas, perak, hingga permata.

"Itu (pajak yang diberikan ke Rasulullah)di hari itu pun habis dibagikan kepada yang berhak, ujar Ustaz Azka.

Baca Juga

Namun, Rasulullah tetap menjamin kehidupan keluarganya semua. Ketika ada yang meminta, Nabi tidak pernah menolak untuk memberi. Bahkan, di beberapa riwayat, kata dia, Rasulullah tidak pernah menyimpan 1 dirham maupun 1 dinar pun sehari.

"Itu kalau standar sederhananya mengacu ke Rasulullah,"ujar dia.

Seiring berjalannya waktu terdapat perubahan dalam tasawuf. Salah satu yang berubah, kata dia, adalah Imam Abu Hasan asy-Syadzili, pendiri tarekat Syadziliyah. Imam Syadzili merupakan seorang ulama tasawuf yang kaya raya, bahkan kudanya kala itu adalah kuda putih yang paling mahal pada masanya.

Kuda itu ia dapatkan dari hasil bercocok tanam dan bekerja. Kemudian suatu ketika, Ustaz Azka bercerita, Imam Syadzili didatangi orang tasawuf yang berpakaian lusuh. Orang ter sebut mengatakan kepada Imam Syadzili bahwa apa yang digunakan oleh Imam Syadzili tidak selayaknya para ulama tasawuf.

Mendengar hal itu, Imam asy-Syadzili menjawab, "Pakaianku ini berkata alhamdulillah, aku bersyukur karena ini nikmatnya Allah.Sedangkan pakaianmu itu berkata kepadaku, bersedekahlah kepadaku karena Allah."

Artinya, menurut Ustaz Azka, kesederhanaan itu nisbi dalam tasawuf. Bukan kaya bukan miskin, bukan kusut bukan mewah parlente, tetapi kesyukuran. Segala sesuatu yang mengantarkan kesyukuran kepada Allah, standarnya seperti apa pun, itu terserah orang yang menjalankan. Itulah makna sederhana dalam tasawuf.

Jadi, sederhana itu tak harus naik ojek bajaj, tak harus. Dan sampai kesyukuran itu tidak mungkin bila tidak melalui jalan keha lalan. "Jadi, sumber mendapatkan kekayaan itu benar, cara hidupnya mau mewah maupun lusuh, yang penting adalah bagaimana cara dia memaknai syukur, itulah sederhana, kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement