Kamis 03 Nov 2022 05:12 WIB

Menko PMK Ingatkan Pandemi Belum Berakhir: China pun Lockdown Lagi

Negara-negara kembali mengetatkan kebijakan karena adanya kenaikan kasus.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan, pandemi Covid-19 belum berakhir. Saat ini, kata Muhadjir, negara-negara kembali mengetatkan kebijakan karena adanya kenaikan kasus.

"Sekarang dunia sedang dihadapkan pada berbagai macam persoalan, saya kira semua juga tahu. Setelah pandemi Covid-19 hampir berakhir, tapi belum berakhir amat, karena China lockdown lagi, China sekarang hari ini di lockdown lagi," ujar Muhadjir dalam keterangannya saat menghadiri acara dengan para rektor, dikutip pada Rabu (2/11).

Namun demikian, kata Muhadjir, meski pandemi belum berakhir, tetapi Covid-19 tidak menjadi ancaman seperti sebelumnya. "Paling tidak Covid-19, sudah tidak lagi menjadi ancaman yang sangat membahayakan bagi keberlangsungan kehidupan di dunia," ujarnya.

Saat ini, lanjut Muhadjir, justru yang mengkhawatirkan adalah konflik geo politik antara Ukraina dan Rusia. Menurutnya, perekonomian dunia yang terdampak pandemi makin diperparah dengan konflik tersebut yang menyebabkan sejumlah krisis.

"Sekarang sudah disusul lagi adanya konflik Ukraina dan Rusia, yang dampaknya sangat-sangat mengacaukan rencana dunia, rencana Global untuk mempercepat proses pemulihan semua bidang terutama ekonomi setelah pandemi Covid-19 ini," katanya.

Selain itu, di forum itu, Muhadjir juga mengajak perguruan tinggi ikut membantu pemerintah menghadapi ancaman krisis global, mulai dari masalah perubahan iklim akibat pemanasan global, krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan.

Selain ancaman krisis global, Muhadjir menyampaikan, ada beberapa krisis pembangunan manusia yang harus dituntaskan bangsa Indonesia, yaitu masalah ketenagakerjaan, relevansi pendidikan, stunting, dan kemiskinan ekstrem.

"Tidak mungkin pemerintah lakukan sendirian tanpa dukungan dari semua pihak khususnya para rektor yang hadir di sini. Karena itu saya secara khusus datang ke sini untuk bersilaturahmi dan memastikan kebijakan telah ditangani dan tersambungkan dengan para rektor," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement