Rabu 02 Nov 2022 20:54 WIB

Dinkes: Kasus Gejala Gangguan Ginjal Akut di Tangerang Bertambah

Dinkes mengungkap kasus gejala gangguan ginjal akut di Kabupaten Tangerang bertambah.

Pegawai mengumpulkan sejumlah obat sirup yang mengandung paracetamol pada salah satu minimarket di Tangerang, Banten. Dinkes mengungkap kasus gejala gangguan ginjal akut di Kabupaten Tangerang bertambah.
Foto: ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Pegawai mengumpulkan sejumlah obat sirup yang mengandung paracetamol pada salah satu minimarket di Tangerang, Banten. Dinkes mengungkap kasus gejala gangguan ginjal akut di Kabupaten Tangerang bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten melaporkan bahwa jumlah kasus gejala gangguan gagal ginjal akut pada anak usia usia 0 sampai 5 tahun di daerah itu bertambah empat orang, sehingga totalnya kini naik menjadi sebanyak 10 orang.

"Untuk update saat ini kasus ginjal akut berdasarkan data baru, bertambah sebanyak empat pasien. Jadi total ada 10 pasien dengan kasus awal yaitu enam pasien," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Tangerang, Faridz di Tangerang, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan dari ke empat pasien anak yang diduga mengalami gejala gagal ginjal akut tersebut dilaporkan telah meninggal dunia, setelah dilakukan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja pada pertengahan bulan September sampai Oktober 2022.

"Empat data pasien yang baru masuk itu, semuanya meninggal dunia. Jadi, total yang meninggal akibat ginjal akut ada delapan pasien," katanya.

Ia menjelaskan hingga kini dari penemuan 10 kasus gejala ginjal akut di Kabupaten Tangerang tersisa dua pasien, dengan kondisi satu pasien masih menjalani perawatan RSCM Jakarta dan satu pasien lagi telah dinyatakan sembuh.

"Kalau pasien yang sembuh itu asal Kosambi dengan usia 13 tahun jenis kelamin laki-laki. Dan pasien ini dirawatnya di RSBA Harapan Kita Jakarta. Sumatera satu pasien yang masih dirawat itu berusia satu tahun dengan jenis kelamin laki-laki asal Mauk," kata Faridz.

Sementara itu, Humas RSUD Balaraja dr Aang Sunarto, membenarkan jika selama periode September hingga Oktober 2022 pihaknya telah merawat sebanyak empat pasien suspect gagal ginjal akut.

Ia menjelaskan, dari ke empat pasien yang diduga mengalami gejala ginjal akut ini memiliki penyakit penyerta diantaranya seperti kondisi dengan diare berat, dehidrasi berat, demam berdarah berat dan penyakit jantung bawaan.

"Jadi semuanya memiliki penyakit penyerta, makanya ini masih suspect. Makanya sekarang kami laporkan ke RSCM Jakarta untuk dilakukan tahap penelitian, apa betul ini tipikal ginjal akut atau bukan," katanya.

Ia menyebutkan, pasien anak yang dilakukan perawatan di RSUD Balaraja tercatat di bawah usia 15 tahun dengan tiga jenis kelamin laki-laki dan satu perempuan.

"Mereka (pasien) rata-rata di bawah usia 15 tahun, seperti ada yang usianya sembilan bulan hingga 14 tahun. Dan sekali lagi gagal ginjal ini belum tentu disebabkan oleh penyebab yang saat ini sedang ramai yaitu karena obat sirop," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement