REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pertemuan secara terbuka membahas tentang Korea Utara (Korut) pada Jumat (4/11/2022). Hal ini menyusul tembakan uji coba senjata Pyongyang dalam dua hari terakhir.
"Permintaan pertemuan kali ini didukung oleh anggota Dewan Keamanan PBB lainnya seperti Inggris, Prancis, Albania, Irlandia dan Norwegia," kata para diplomat.
Korut sejak lama dilarang melakukan uji coba nuklir maupun peluncuran rudal balistiknya oleh Dewan Keamanan. PBB pun telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk mencoba dan memotong dana bagi program tersebut.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, 15 anggota badan PBB terpecah tentang bagaimana menghadapi negara Asia tertutup itu. Pada Mei, China dan Rusia memveto dorongan pimpinan AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korut atas peluncuran rudal balistiknya yang baru.
Kantor berita Yonhap pada Kamis melaporkan bahwa Korut menembakan satu rudal antar-benua (ICBM) dari tiga tembakannya. Mengutip militer Korea Selatan (Korsel) Yonhap mengatakan peluncuran kedua mengalami kegagalan di tahapan separasi.
Sebelumnya Jepang mengatakan rudal itu terbang di atas wilayahnya namun kemudian Tokyo mengoreksinya dengan menyatakan hal itu tidak benar. Pemerintah Korsel dan Jepang mengatakan Korut menembakan ICBM, senjata jarak jauh yang dirancang membawa hulu ledak nuklir.
Pada hari sebelumnya, Korut juga terdeteksi menembakan 100 artileri ke arah timur pantainya. Sebagai tanggapan, Korsel juga menembakan rudal.