REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Pemerintah Haiti mengatakan polisi berhasil mengambil alih kendali di pelabuhan dan mengakhiri blokade kelompok kriminal yang telah menahan distribusi bahan bakar. Pada Jumat (4/11/2022) pemerintah menambahkan distribusi bensin akan dilakukan Senin (7/11/2022).
Koalisi kelompok kriminal mencegah distribusi diesel dan bensin selama lebih dari satu bulan sebagai protes atas rencana pemotongan subsidi bahan bakar. Sebagian besar transportasi terhenti, sementara penjarahan dan baku tembak antara geng semakin biasa terjadi.
Haiti mendapat banyak bantuan dari berbagai negara untuk mengatasi blokade tersebut. Akhir bulan lalu Taiwan membelikan Haiti rompi anti-peluru dan peralatan protektif personel lainnya dari manufaktur Taiwan. Haiti satu dari hanya 14 negara yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pemerintah membantu pemerintah Haiti membeli peralatan protektif personel seperti rompi anti-peluru dari manufaktur Taiwan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan bantuan ini "untuk memperkuat kemampuan polisi Haiti melaksanakan tugas dan merespon laporan masyarakat dan mengajak negara-negara visi serupa untuk meningkatkan keamanan masyarakat di Haiti."
Ia menambahkan Taiwan juga bekerja sama dengan badan amal Amerika Serikat, Food For The Poor untuk menyediakan nasi ke Haiti. AS dan Kanada juga mengirimkan kendaraan lapis baja dan taktis ke Haiti. Kendaraan untuk Kepolisian Nasional Haiti (HNP) itu untuk membantu mengatasi kelompok kriminal yang memperburuk krisis kemanusian di negara itu.
PBB mengatakan rakyat Haiti mengalami bencana kelaparan karena geng bersenjata memblokade terminal bahan bakar besar. Lebih dari 4 juta orang mengalami kelangkaan pangan parah.