REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebuah kelompok Hak Asasi Manusia menyebutkan sedikitnya 304 orang telah meninggal dunia selama protes anti-rezim di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini. Disebutkan, 16 korban di antaranya tewas dengan luka tembak selama protes di kota Khash di provinsi Sistan-Baluchestan pada Jumat lalu.
"Setidaknya 304 orang, termasuk 41 anak-anak dan 24 wanita tewas dalam protes nasional yang sedang berlangsung," kata kelompok hak asasi manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.
“Dengan 118 orang tewas, Sistan-Baluchestan telah menjadi wilayah dengan jumlah kematian tertinggi sejak kerusuhan meletus pertengahan September,” kata IHR dilansir dari Alarabiya, Senin (7/11/2022).
Teheran menyalahkan kekerasan di Sistan-Baluchestan pada militan bersenjata. Militer Iran di masa lalu bentrok dengan militan Sunni di Sistan-Baluchestan, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Baluchis Sunni, minoritas di Iran yang didominasi Syiah.
Aktivis Baluchi telah lama mengeluhkan diskriminasi etnis dan agama dan menuduh rezim sengaja mengabaikan wilayah mereka, salah satu yang termiskin di Iran menurut angka resmi.
Protes yang dipicu oleh kematian dalam tahanan polisi terhadap Amini (22) telah mengguncang Iran sejak 16 September. Para pengunjuk rasa telah meneriaki Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan menyerukan perubahan rezim.