REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan sebanyak 2.300 pekerja pariwisata di Lombok (NTB) tersertifikasi kompetensi pariwisata berstandar nasional hingga ASEAN hingga akhir 2022.
“Dengan begitu maka akan dapat memenuhi kebutuhan industri dan dunia usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing,” kata Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan resminya, Ahad (13/11/2022).
Untuk memenuhi target tersebut, Kemenparekraf telah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata Bidang Pemanduan Wisata bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Cakra Wisata Indonesia, industri, asosiasi, dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat.
Ia mengapresiasi terselenggaranya kegiatan yang merupakan bagian dari program Kemenparekraf untuk mempercepat pemulihan dan peningkatan produktivitas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Program mencakup upskilling (peningkatan kompetensi), reskilling (penguatan kompetensi), dan new skilling (penambahan kompetensi baru) agar sumber daya manusia pariwisata dan juga ekonomi kreatif unggul, kompeten, dan berdaya saing
"Ini merupakan program pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan atau Indonesia Tourism Development Project dengan semangat inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," kata Sandiaga.
Adapu kegiatan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dilangsungkan enam destinasi pariwisata prioritas yaitu Danau Toba (Sumut), Wakatobi (Sultra), Labuan Bajo (NTT), Lombok (NTB), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Yogya dan Jateng), serta Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).
Targetnya di sepanjang tahun 2022 sebanyak 18.000 pekerja pariwisata dapat tersertifikasi dan pada 2023 jumlahnya meningkat hingga 27 ribu peserta.
"Dan untuk Lombok tahun 2022 target sertifikasi adalah menyasar 2.700 pekerja pariwisata dan pada 2023 ada 3.900 pekerja pariwisata. Telah tercapai per hari ini 2.000 pekerja pariwisata di bidang hotel, restoran, pemandu wisata, biro perjalanan wisata dan spa," katanya menjelaskan..
Menparekraf juga mendorong agar kegiatan ini dapat terus dilakukan sehingga target sertifikasi kompetensi pekerja pariwisata tahun ini, khususnya di Lombok dapat tercapai.
"Target realisasi per hari ini sudah 74 persen, ada 26 persen lagi yang harus terus dikejar. Sertifikasi ini adalah bagian dari pada pemulihan, peningkatan produktivitas sektor pariwisata, agar SDM kita berdaya saing," ujarnya.
Kemenparekraf menargetkan lebih banyak lapangan kerja dan dapat menciptakan 1,1 juta lapangan kerja baru di tahun 2022 dan 4,44 lapangan kerja baru yang berkualitas di tahun 2024.