Senin 14 Nov 2022 16:41 WIB

Respons Bentrok Maluku Tenggara, Waketum MUI: Selesaikan dengan Damai

Waketum MUI mengajak semua pihak selesaikan bentrok Maluku Tenggara berdamai

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
Waketum MUI Anwar Abbas, mengajak semua pihak selesaikan bentrok Maluku Tenggara berdamai
Foto: Darmawan / Republika
Waketum MUI Anwar Abbas, mengajak semua pihak selesaikan bentrok Maluku Tenggara berdamai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas menanggapi terkait konflik antara warga Desa Elath dan Desa Bombay, di Maluku Tenggara. Menurutnya, apapun bentuk kerusuhannya harus diselesaikan dengan damai.

"Kita ingin negeri ini aman dan damai. Jangan dibawa-bawa dan diseret-seret kepada masalah agama. Sebab, kalau hal itu terjadi maka masalah yang tadinya kecil bisa menjadi besar dan kalau sudah seperti itu nanti penyelesaian masalahnya akan menjadi semakin rumit dan berlarut-larut," katanya saat dihubungi Republika.co.id pada Senin (14/11/2022).

Baca Juga

Kemudian, dia melanjutkan menjadi kewajiban bagi semua masyarakat termasuk pemerintah tentunya untuk mencegah supaya kerusuhan tersebut cepat berlalu. 

Untuk itu diharapkan semua pihak agar dapat mengendalikan diri dan jangan melakukan hal-hal yang semakin memperkeruh suasana. "Kita harapkan karena negara kita negara hukum maka yang bersalah tentu harus ditindak," kata dia.

Dia menambahkan jangan sampai terjadi mereka yang bersalah tersebut dibiarkan bebas seperti orang yang tidak bersalah. Jika hal seperti itu yang terjadi maka hal demikian tentu akan bisa membuat suasana menjadi semakin keruh. "Dan tentu saja kita tidak mau hal tersebut terjadi," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Bupati Maluku Tenggara M Thaher Hanubun meminta masyarakat jangan terprovokasi dengan bentrok antarkelompok warga di Kecamatan Kei Besar. Ia menegaskan bahwa bentrok antarkelompok warga itu bukan merupakan konflik agama. 

"Disampaikan dengan tegas bahwa insiden pertikaian yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 12 November 2022, tidak ada kaitannya dengan pertikaian agama," kata Thaher Hanubun, di Langgur, Ahad (13/11/2022).

Pada Sabtu (12/11/2022), telah terjadi insiden pertikaian yang melibatkan dua kelompok masyarakat di Pulau Kei Besar, yakni antara kelompok masyarakat di Ohoi (Desa) Bombay dan Ohoi Elat yang kemudian menyebar ke beberapa desa lainnya. Pemicu bentrok adalah sengketa lahan yang akhirnya mengakibatkan jatuh dua korban jiwa, puluhan luka-luka, dan kerusakan di beberapa desa.   

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement