Rabu 23 Nov 2022 18:39 WIB

Pemerintah Buat Peta Persebaran Varian Virus Corona

Data penyebaran varian penting untuk pengawasan kasus Covid-19.

Sejumlah warga memadati Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/11/2022). Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa peningakatan kasus konfrimasi COVID-19 disebabkan oleh munculnya subvarian baru dan menghimbau masyarakat  untuk memperketat protokol kesehatannya serta vaksin boster. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Sejumlah warga memadati Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (20/11/2022). Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa peningakatan kasus konfrimasi COVID-19 disebabkan oleh munculnya subvarian baru dan menghimbau masyarakat untuk memperketat protokol kesehatannya serta vaksin boster. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meningkatkan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19 serta varian virus penyebabnya. Upaya tersebut guna memetakan persebaran varian-varian virus corona tipe SARS-CoV-2.

"Kita semua dapat mengetahui varian apa saja yang mendominasi dan daerah mana sebarannya berkat pengawasan yang dilakukan secara terus menerus lewat testing dan tracing (pelacakan) yang disertai dengan WGS (Whole Genome Sequencing)," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga

Pemetaan persebaran varian virus corona penyebab Covid-19, menurut dia, merupakan bagian dari upaya pengendalian penularan Covid-19. Menurut data pemerintah, sampai 21 November 2022 kasus Covid-19 yang ditemukan kebanyakan terjadi akibat infeksi virus corona sub-varian Omicron BA.5.

Namun, penularan virus corona sub-varian yang lain seperti Omicron BA.2.10 atau XBB, BA.2.75, dan BQ.1 juga muncul di sejumlah daerah. "Maka ini sangatlah penting agar kita bisa segera melakukan antisipasi dan pengendalian dan pencegahan," kata duta adaptasi kebiasaan baru itu.

Pada 22 November 2022 angka kasus Covid-19 harian nasional mencapai 7.644 kasus dan jumlah penderita Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan atau karantina tercatat 62.196 orang. Angka kasus harian pada 22 November meningkat drastis dibandingkan pada hari sebelumnya, yang tercatat sebanyak 4.306 kasus.

"Kenaikan kasus ini, sayang sekali, juga masih diiringi dengan tingginya angka kematian," kata Reisa.

Ia mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir angka case fatality rate atau persentase pasien yang meninggal dari jumlah total orang yang terserang Covid-19 sebesar 2,41 persen. Peningkatan angka kasus Covid-19, menurut dia, juga diikuti dengan kenaikan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

"Terjadi kenaikan dalam seminggu terakhir, seiring dengan kenaikan penambahan kasus, yakni naik sebesar 7,02 persen," katanya, mengenai tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

Reisa mengatakan bahwa hingga kemarin angka positivity rate nasional, yang menunjukkan perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan, sudah meningkat menjadi 23,74 persen. Namun, angka itu masih harus ditingkatkan.

Dia mengemukakan perlunya dukungan warga dalam upaya meningkatkan pemeriksaan guna mendeteksi penularan Covid-19 serta varian virus corona penyebabnya. "Apabila ada yang mengalami gejala dan ada indikasi Covid-19, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement