REPUBLIKA.CO.ID,KIEV -- Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Ukraina akan memperluas pengiriman biji-bijian ke sejumlah negara yang paling rentan terhadap kelaparan dan kekeringan. Zelenskyy mengatakan, Kiev telah mengumpulkan bantuan sekitar 150 juta dolar AS dari 20 negara dan Uni Eropa untuk mengekspor biji-bijian ke Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Somalia dan Yaman.
“Kami berencana mengirim setidaknya 60 kapal dari pelabuhan Ukraina ke negara-negara yang paling menghadapi ancaman kelaparan dan kekeringan,” kata Zelenskyy.
Ukraina pada Sabtu (26/11) menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi untuk membahas inisiatif pengiriman biji-bijian. Pertemuan ini dihadiri langsung oleh perdana menteri Belgia, Polandia dan Lituania, serta presiden Hongaria. Presiden Jerman dan Prancis serta ketua Komisi Eropa menyampaikan pidato yang ditampilkan melalui video.
Pertemuan itu bertepatan dengan hari peringatan tahunan Ukraina untuk Holodomor, atau peristiwa kelaparan era Stalin yang menewaskan jutaan orang Ukraina pada musim dingin 1932-1933.
Inisiatif pengiriman biji-bijian tersebut melengkapi kesepakatan yang ditengahi PBB, yang memungkinkan beberapa pengiriman biji-bijian dari Ukraina melalui Laut Hitam. Zelenskyy mengatakan inisiatif Grain from Ukraine bertujuan untuk menunjukkan bahwa Kiev berkomitmen dengan janjinya untuk mengirim biji-bijian di tengah perang dengan Rusia.
“Ini akan menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi stabilitas global, ini adalah sebuah langkah nyata yang sangat diperlukan,” kata Zelenskyy.
Dalam pidatonya, Macron mengumumkan kontribusi sebesar 6 juta euro atau 6,24 juta dolar AS untuk pengangkutan dan distribusi biji-bijian Ukraina oleh Program Pangan Dunia ke Yaman dan Sudan. “Negara-negara yang paling rentan tidak boleh membayar harga perang yang tidak mereka inginkan. Prancis dan semua mitra kami telah memutuskan untuk menunjukkan solidaritas melalui tindakan," ujarnya.