REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang perdagangan hari ini, Senin (28/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,51 persen atau terkoreksi 35 poin ke level 7.017,35. Sektor teknologi mengalami penurunan terdalam diikuti infrastruktur, transportasi & logistik, barang baku, keuangan, energi dan konsumen non-primer.
Nilai yang ditransaksikan pada perdagangan hari ini yaitu Rp 12,12 triliun. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG tampak lesu sejalan dengan gerak indeks global yang cenderung pesimistis.
"Aksi protes yang terjadi di China menjadi pemicu sikap investor yang tampak risk-off dengan kekhawatiran respon pemerintah terkait kebijakan zero covid yang dinilai kontroversial," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (28/11).
Kasus harian China kembali mencetak rekor yaitu mencapai lebih dari 40 ribu dengan dominasi tidak bergejala. Padahal, pelaku pasar berekspektasi adanya pembukaan kembali kegiatan ekonomi. Hal ini terlihat dari PBoC yang memangkas rasio cadangan minimum untuk lembaga keuangan sebesar 25 bps.
Goldman Sachs melihat 30 persen probabilitas China akan mengakhiri kebijakan zero covid sebelum April. Perusahaan investasi itu memproyeksi China akan mulai membuka kembali ekonomi sebelum semester I 2022 dengan probabilitas sebesar 60 persen.
Di sisi lain, kericuhan yang terjadi dalam aksi tersebut sontak mempengaruhi harga komoditas minyak yang sulit bergerak turun dengan sentimen yang ada saat ini, mulai dari ketimpangan antara supply dan demand imbas invasi Rusia – Ukraina hingga kebijakan OPEC+.
Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah dengan penurunan sebesar 0,50 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBRI, BBCA, AMRT, ASII, dan UNVR. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya GOTO, MDKA, TLKM, EMTK, dan ARTO.