REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gempa bumi Cianjur tak hanya berdampak pada manusia, hewan ternak pun turut menjadi korban. Saat ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat tengah menginventarisasi jumlah hewan ternak terkena dampak bencana tersebut.
Menurut Kepala DKPP Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, pihaknya bersama Dinas Peternakan Cianjur dan DPP Perkumpulan Paramedik Veteriner Indonesia (Paveti) tengah melakukan pendataan pada kelompok tani atau peternak yang terdampak gempa berkekuatan 5,6 M tersebut.
Proses inventarisir, kata dia, dilakukan di Posko DKPP Jabar yang dipusatkan di Kecamatan Warungkondang, Cianjur. Hewan ternak diperkirakan terdampak karena berbagai sebab.
“Masih kami lakukan inventarisasi, terus dikomunikasikan dengan dinas peternakan Cianjur terkait hewan ternak yang terdampak apakah mati tertimpa reruntuhan, kandangnya rusak, atau kesulitan air hingga pakan akibat gempa,” ujar Arifin, Selasa (29/11).
Arifin mengatakan, sejumlah peternakan di Cianjur dipastikan terdampak mengingat kabupaten tersebut merupakan salah satu sentra sapi potong dan perah. dipastikan terdampak adalah sejumlah desa yang disebut desa korporasi.
“Desa-desa ini mengelola 1000 sapi potong program Kementerian Pertanian, ini baru berjalan akhir 2021 dan tersebar di beberapa kecamatan, ada 4-5 desa korporasi di lokasi terdampak di Kecamatan Cugenang,” katanya.
Dari laporan di lapangan, kata dia, sejumlah peternak sapi potong dan perah mulai mengeluhkan kesulitan hijauan pakan ternak. Karena, wilayahnya terkepung reruntuhan bangunan dan longsoran tanah.
Peternak, kata dia, tidak mengeluhkan pakan karena Kementerian Pertanian sudah menyediakan dan menyalurkan bantuan. “Stok konsentrat juga mereka punya stoknya, cuma hijauan pakan ternak agak susah,” katanya.
Sebagai solusi, kata dia, pihak DKPP Jabar menyalurkan sejumlah stok pakan hijau ternak yang ada di UPTD DKPP Jabar di Desa Buni Asih, Warungkondang, Cianjur. “Kami penuhi dulu kebutuhan di UPTD, setelah itu bantuan pakan hijau ternak disalurkan pada para peternak sapi,” katanya.
Menurutnya, hasil invetarisir yang dilakukan kabupaten dan provinsi nantinya akan dilaporkan pada Kementerian Pertanian untuk selanjutnya diputuskan apakah akan ada bantuan atau tidak.“Sekarang yang ada baru bantuan untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak, untuk gempa bumi Cianjur belum,” katanya.
Posko Bencana DKPP Jabar sendiri, kata dia, saat ini mengampu 11 desa yang berada di Kecamatan Warungkondang. Berdasarkan perintah Gubernur Jabar Ridwan Kamil, DKPP Jabar akan menjadi “bapak asuh” 11 desa terkait kebutuhan logistik dan penanganan darurat pascagempa bumi Cianjur.